simple hit counter

Tak Dukung Jokowi, PBB Siapkan Paket Prabowo-Yusril, Apa Prabowo Mau?

Memang benar, menjadi orang yang tahu diri bukan sebuah hal yang mudah. Banyak kejadian dimana ada orang yang terlalu percaya diri merasa yakin mampu melakukan sesuatu, namun sebenarnya dia tidak memiliki apa-apa. Untuk menyembuhkan orang-orang seperti itu juga bukan perkara gampang.

Sepertinya hal tersebut yang sedang terjadi dengan Yusril. Keinginannya untuk menjadi Presiden atau wakil presiden sepertinya terus menggebu-nggebu dan tak pernah pupus. Saya pikir, setelah berkali-kali gagal menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden, hal tersebut membuat Yusril sadar dengan kemampuan dirinya, namun yang terjadi justru sebaliknya. Sepertinya dia terinspirasi dari kisah Thomas Alva Edison yang konon telah melakukan 999 kali kegagalan dalam percobaan yang dilakukan. Dia berhasil ketika melakukan percobaan yang 1000 kali. Apakah ini yang menginspirasi Yusril agar terus mencoba dan pantang menyerah?

Dengan kekuatan PBB, nyaris mustahil bisa menjadi calon presiden dengan presidential threshold 20 %. Meskipun masih ada kemungkinan menjadi menjadi cawapres, namun sepertinya juga berat. Pertanyaan dasarnya, siapa capres yang mau menggandeng Yusril menjadi cawapresnya?

Hanura, Nasdem, PPP, Golkar, dan Perindo yang notebene memiliki kekuatan yang lebih mantap dibanding PBB, tidak berani mengusung capres sendiri. Mereka lebih mendukung Jokowi dan tidak berani terang-terangan mempromosikan kadernya agar digandeng oleh Jokowi sebagai cawapres. Ironisnya, PBB yang sangat inferior tanpa malu-malu mengisyaratkan mengusung Prabowo-Yusril untuk bertarung di Pilpres 2019 melawan Jokowi.

Partai Bulan Bintang (PBB) mengisyaratkan bakal mencoba memasangkan Prabowo Subiantio dengan Yusril Ihza Mahendra sebagai capres-cawapres pada Pilpres 2019.

Kemungkinan terbuka jika nantinya langkah PBB mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat ambang batas pencalonan presiden 20-25 persen, tak membuahkan hasil maksimal.  Namun jika elektabilitas Yusril sangat tinggi, tetap akan diusulkan sebagai calon presiden.

Sukmo menyatakan membuka kemungkinan dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sukmo mengaku terlibat aktif dalam Koalisi Merah Putih (KMP) dan banyak berinteraksi dengan Prabowo pada Pemilihan Presiden 2014 lalu. Oleh Karena itu, Sukmo menempatkan Yusril berpasangan dengan Prabowo sebagai cara menang dalam pertarungan Pilpres 2019.

Jujur saya merasa senang namun kasihan melihat sikap politik PBB. Saya senang jika Prabowo benar-benar berpasangan dengan Yusril karena sepertinya membuat jalan Jokowi menuju 2 periode akan semakin mulus. Setidaknya, jika Prabowo benar-benar berpasangan dengan Yusril, pertarungan tidak akan seberat jika Prabowo berpasangan dengan Demokrat, PAN, atau PKS.

Namun saya kasihan juga sama Yusril dan PBB. Saya bahkan menjadi ragu jangan-jangan Yusril dan PBB tidak memiliki cermin di rumah sehingga tidak mampu bercermin melihat kekuatan diri sendiri.

Boleh saja Yusril memiliki ambisi untuk menjadi presiden atau wakil presiden, namun ketika Yusril mampu menyadari kekuatan diri tentu lebih baik.

Tidak tanggung-tanggung, misi Yusril hanya ada dua, yaitu presiden atau wakil presiden. Presiden jika judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat ambang batas pencalonan presiden 20-25 persen membuahkan hasil maksimal. Jika tidak, PBB mengusung Yusril sebagai pendamping Prabowo.

Masih mending jika ternyata Prabowo memang mau mengusung Yusril. Jadi Yusril dan PBB tidak terlalu malu. Yang saya khawatirkan, bagaimana kalau Prabowo sama sekali tidak punya niat sedikitpun untu menggandeng Yusril? Apa yang nanti hendak dikatakan oleh Yusril maupun PBB?

Mengamati langkah-langkah Prabowo dalam mempersiapkan Pilpres 2019, sepertinya tidak ada tanda-tanda Prabowo akan menggandeng Yusril. Nama Yusril bahkan sepertinya tidak pernah masuk dalam bursa cawapres Prabowo. Prabowo lebih tertarik berkoalisi dengan Demokrat. Mentoknya, menggandeng PKS lebih baik dibanding menggandeng Yusril dan PBB. Selain memiliki kekuatan yang lebih besar, PKS terbukti sangat setia teradap Prabowo.

Saya tidak bisa membayangkan kalau nanti Prabowo benar-benar tidak melirik Yusril. Padahal, PBB sudah koar-koar mau mengusung Prabowo-Yusril. Untuk pertai sekelas PBB, seharusnya lebih menyadari kekuatan diri. Menjadi pendukung salah satu calon sepertinya sudah cukup, tanpa meminta jatah cawapres untuk Yusril.

Mudah-mudahan artikel saya bisa bermanfaat untuk para pembaca minimal tidak ada pembaca yang mengikuti jejak Yusril. Sedikit mengabaikan ego dan menyadari kapasitas dan kemampuan diri tentu lebih baik dan diterima masyarakat.

Silahkan baca artikel saya yang lain di: https://seword.com/author/saefudin/

Sumber:

http://www.jpnn.com/news/tak-dukung-jokowi-di-pilpres-2019-siapkan-paket-prabowo-yusril?page=1

Tak Dukung Jokowi, PBB Siapkan Paket Prabowo-Yusril, Apa Prabowo Mau? | admin | 4.5