simple hit counter

Seluruh Anggota Komisi VIII Diduga Terima Uang Korupsi Alquran, Ayo Mana Suara FPI Dan Alumni 212?

Detik.com

Saya takkan menceritakan kronologi bagaimana kasus korupsi pengadaan Alquran sampai menjadi sekarang. Tak perlu tahu terlalu mendetil, intinya ada korupsi pengadaan Alquran. Titik. Itu inti yang menjadi bahan pembicaraan kita pada artikel ini.

Buktinya Fahd A Rafiq, seperti dilansir detik.com, telah didakwa menerima suap dengan nilai total mencapai 14,39 miliar Rupiah terkait pengadaan Alquran dan alat-alat laboratorium di MTs Kementerian Agama. Fahd juga disebut ikut membantu Zulkarnaen mengintervensi pejabat Kemenag supaya memenangkan perusahaan pelaksana proyek pengadaan Alquran dan laboratorium.

Fahd juga diketahui tidak mengajukan eksepsi (nota keberatan), mengaku bersalah dan siap menjalani hukuman meski masih akan ada tahap pemanggilan saksi. Saya rasa ini sudah ada ada korupsi, dan bukan mengada-ada ala hoax sumbu pendek.

Dan lebih jauh lagi Mantan anggota Komisi VIII Zulkarnaen Djabar mengtakan bahwa seluruh anggota Komisi VIII DPR menerima aliran uang korupsi pengadaan Alquran dan laboratorium Kementerian Agama (Kemenag). Secara rinci, dia menyebut uang Rp 4 miliar dibagikan ke 46 anggota Komisi VIII melalui perwakilan fraksi. Fraksi Demokrat, PDIP, PKS, PPP, PAN, PKB, Hanura, Gerindra dan Golkar adalah yang termasuk menerima uang jatah tersebut. Maknyossss, enaknya.

Cukup sampai di sini penjelasannya. Satu pertanyaan buat FPI, atau GNPF MUI atau alumni 212, ke mana kalian dan di mana suara kalian? Kok diam saja? Apakah kalian pura-pura buta dan tuli, Alquran yang notabene kitab suci umat muslim ternyata dikorupsi pengadaannya. Saya tidak tahu apakah itu termasuk penistaan atau bukan, silakan nilai sendiri. Proyek lain dikorupsi pun sebenarnya sudah keterlaluan. Uang dari hasil jerih payah rakyat malah diembat. Kitab suci pun dijadikan ladang korupsi? Entahlah, bingung tak tahu mau bilang apa lagi. Beginikah wakil rakyat yang katanya mewakili aspirasi rakyat dan digaji oleh uang rakyat? #ketawasampaimual.

Wahai FPI, GNPF MUI, alumni 212 dan gerombolan pendukung, mana suaranya? Kok tidak kedengaran? Rasanya sungguh aneh. Ketika Ahok mengungkit Al-Maidah, mereka ini seperti kepanasan, ngamuk dan marah hingga melakukan aksi 3 angka berjilid-jilid. Padahal apa yang dikatakan Ahok tidak ada yang salah. Okelah kalau tidak mau katakan 100 persen salah, nyatanya ada yang menilai Ahok tidak salah.

Tapi tetap saja ada sekumpulan orang yang disebut you-know-who yang gemar kesurupan emosi, ngotot demo dan bikin ulah, dengan tingkah seperti anak-anak yang kesal karena permintaan tak dikabulkan orang tua. Gerombolan ini malah ngotot agar Ahok dipenjara. Saking ngototnya, tingkah mereka pun keterlaluan di luar batas, dengan alasan membela agama. Okelah kita katakan tujuan mereka mulia, membela agama. Sip deh.

Tapi di mana mereka ketika ada dugaan korupsi pengadaan Alquran? Kenapa tidak bikin demo berikutnya? Kalau Ahok yang hanya mengungkit Al-Maidah saja sampai emosi seperti itu, kenapa mereka tidak bereaksi terhadap kasus korupsi ini seolah ini hal biasa? Jika kita flashback ke belakang, gerombolan sebelah selalu mengaitkan kekalahan Ahok sebagai ajang balas dendam yang dilakukan pemerintah. Kali ini, bagaimana kalau kita katakan ada nuansa politis di balik demo Ahok? Seharusnya korupsi Alquran lebih parah lho.

Jangankan saya, kebanyakan orang juga tahu, ini semua karena ada Ahok. Kalau bukan Ahok, takkan ada demo gila-gilaan. Buktinya kalau memang mereka benar-benar bela agama, seharusnya mereka lebih giat demo kasus korupsi Alquran bukan? Apakah mereka baru mau demo kalau ada Ahok dan ada titik titik (sudah bukan rahasia umum, bro). Demo Ahok, mereka dengan bangganya berkoar-koar, bahkan tidak mau mendengar imbauan pemerintah seolah mereka raja di negeri ini. Dengan massa 7 juta orang, mereka bagai macan. Tapi kasus korupsi Alquran, kok mereka seperti terdiam bagai macan ompong? Ini semakin membuka mata kita akan apa yang sebenarnya sedang terjadi di negara ini.

Tapi ya sudahlah, mau bagaimana lagi. Memang seperti keinginan mereka yang maunya seiman tidak peduli meskipun korupsi, tukang embat uang rakyat, tak bisa bekerja, hanya mengeyangkan perut sendiri, bodo amat dengan orang lain. Yang penting seiman, santun dan mengayomi. Begitu, kan?

Bagaimana menurut Anda?

 

https://www.detik.com/news/berita/d-3567761/saksi-seluruh-anggota-komisi-viii-terima-uang-korupsi-alquran

Seluruh Anggota Komisi VIII Diduga Terima Uang Korupsi Alquran, Ayo Mana Suara FPI Dan Alumni 212? | admin | 4.5