simple hit counter

SBY: Jangan Jadi Manusia Pesimis, Cengeng, Mengeluh. Rasanya Kok Kayak Nyindir Diri Sendiri?

Tempo

SBY muncul lagi, kali ini dia menghadiri dan memberikan pidato dalam dialog kebangsaan Mengelola Keberagaman Meneguhkan Keindonesiaan di Auditorium LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) kemarin. Jadi tanpa membuat jadi bertele-tele, saya langsung straight to the point saja. Seperti diberitakan Tempo, SBY mengajak seluruh masyarakat untuk optimis dalam menghadapi segala tantangan agar Indonesia bisa menjadi negara yang maju.

“Jangan jadi manusia dan bangsa yang pesimistis, cengeng, mudah menyerah, mengeluh, dan menyalahkan pihak lain. Kalau sikap itu kita miliki, kita tidak akan menjadi siapa-siapa dan Indonesia tidak akan ke mana-mana,” kata SBY. Sebagai penutup SBY juga berpesan tidak perlu cemas menghadapi krisis bila memiliki peradaban bangsa yang berkarakter, maju dan unggul.

Sebenarnya pidato SBY ini mirip seperti dalam seminar motivasi, dengan kata-kata yang inspiratif dan menggugah semangat. Betul sekali, kita tak perlu takut krisis atau menghadapi tantangan bila memiliki peradaban bangsa yang berkarakter, maju dan unggul seperti kata SBY ini. Tapi sayang saya jadi teringat dengan aksi demo 411 dan 212, belum lagi pilkada DKI Jakarta yang penuh intrik SARA. Beginikah yang disebut bangsa yang berkarakter dan maju? Masih jauh bro, bukan pesimis, tapi ini fakta yang jelas-jelas terjadi di negara ini.

Demo tiga angka yang terlalu dibesar-besarkan hanya karena satu orang, belum lagi yang teriak bakar dan bunuh, teriak kafir, yang selalu menggunakan sentimen SARA untuk kepentingannya, yang dengan bangga memperlihatkan intoleransi, belum lagi yang tukang sebar hoax, tukang menyebar ujaran kebencian, belum lagi pasukan sumbu pendek yang entah apa kerjaannya. Benar apa yang dikatakan SBY, saya setuju, tapi realisasi di lapangan masih belum ada.

Ini yang paling lucu. SBY berpesan agar jangan jadi manusia dan bangsa yang pesimistis, cengeng, mudah menyerah, mengeluh, dan menyalahkan pihak lain. Ini juga benar. Di seminar dan buku motivasi juga sering mengatakan ini. Orang-orang seperti itu takkan sukses, karena kerjaannya hanya cari kambing hitam, hanya bisa menyalahkan orang lain dan pemerintah atas nasib kehidupannya. Mereka ini suka melepaskan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Sedikit-sedikit merengek, masalah sepele saja suka mengeluh. Kapan majunya?

Betul sih ucapan SBY ini, tapi entah kenapa begitu dia bilang ini, saya teringat dengan cuitannya di Twitter beberapa waktu lalu. Yang paling fenomenal adalah cuitan yang ini, “Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar “hoax” berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*”

Lucu aja sih bacanya kalau membandingkan dengan pesannya yang sekarang. Agak kontras sih menurut saya. Di satu sisi berpesan agar tidak mengeluh dan tidak cengeng, di sisi lain cuitannya bikin saya kembali tersenyum. Rasanya kok seperti menyindir diri sendiri? Ini menurut saya, tidak tahu bagaimana penilaian pembaca Seword.

Belum lagi cuitan lain terkait ratusan orang unjuk rasa di kediamannya dan membuatnya berkicau lagi, “Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri, dgn hak asasi yg saya miliki? *SBY*” Maksud hati ingin curhat, malah disambut dengan lawakan netizen.

Salah satu contohnya adalah, “Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, kenapa gebetan yang kukejar hingga 2 tahun akhirnya jatuh ke pelukan lelaki lain?”

Atau yang ini, “Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak untuk tinggal di dalam hatinya, dgn hak asasi yang saya miliki?”

Seharusnya yang bersangkutan bertanya-tanya dan merenungkan kenapa cuitannya dijadikan lawakan bukannya mendapat simpati.

Ya sudah, itu masa lalu yang sudah berlalu. Semoga apa yang diucapkan SBY ini bisa dipraktikkan setidaknya buat dirinya sendiri. Semoga dia bisa melakukan apa yang dia katakan di pidatonya. Semoga besok-besok bisa lebih bijaksana, tidak lagi seperti dulu, hobi berkicau dengan postingan yang galau, prihatin dan terkesan seperti orang yang merana.

Semoga besok-besok cuitannya makin bagus, tidak lagi jadi bahan bully netizen se-Indonesia. Malu dong kalau tadi berpesan jangan jadi orang cengeng, mengeluh, pesimis dan gampang menyerah tapi ternyata sendiri pun susah melakukannya. Bila perlu, saran saya nih, bergurulah pada Pak Jokowi.

Tidak pernah sekali pun saya lihat beliau mengeluh apalagi mewek hingga termehek-mehek. Tidak pernah bikin cuitan yang terlihat seolah dizolimi. Tidak pernah beliau berkicau, “Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, kenapa saya selalu dituduh diktator, otoriter dan tukang kriminalisasi ulama?” Tidak ada tuh cuitan dan curhatan Jokowi kayak begitu. Bukan style dia sih. Saat aksi 411 dan 212, beliau tidak emosian. Saat dituduh dengan berbagai isu tak sedap, beliau tetap smile, malah bisa main sulap di depan para murid. Nah itu baru yang namanya tindakan nyata.

Bagaimana menurut Anda?

 

https://m.tempo.co/read/news/2017/08/15/078900101/sby-indonesia-bisa-maju-jika-manusianya-tidak-cengeng

SBY: Jangan Jadi Manusia Pesimis, Cengeng, Mengeluh. Rasanya Kok Kayak Nyindir Diri Sendiri? | admin | 4.5