simple hit counter

Sandiaga: Air Mancur Menari Monas Gagasan Bang Yos. Situ Ada Ikut Nyumbang Gak?

okezone.com

Air mancur menari Monas yang sempat masuk peti mati akhirnya dihidupkan kembali dan diresmikan pada tanggal 12 Agustus 2017 lalu oleh Gubernur DKI Djarot. Air mancur ini sudah ada di berbagai tempat, bukan hanya Jakarta saja, tapi ada juga di Purwakarta, Surabaya dan lainnya. Sebenarnya air mancur ini tidak akan hidup lagi kalau bukan karena kontribusi beberapa orang.

Jadi ceritanya begini, awalnya air mancur menari ini sudah ada, bukan gagasan Ahok. Diresmikan pada tahun 2005 tapi hanya bertahan 4 tahun karena rusak pada 2009 hingga sekarang. Nanti saya ceritakan. Awalnya perbaikan air mancur menari tidak menggunakan dana APBD karena dananya terbatas dan butuh proses panjang. Selain itu opsi lainnya adalah dengan CSR (Corporate Social Responsibility).

Akan tetapi Kepala UPT Monas, Sabdo Kristiyanto mengatakan belum ada CSR yang berminat untuk memperbaiki air mancur itu. Ada 3 CSR yang melihat-lihat tapi tidak jadi hingga akhirnya capek cari CSR. Karena tak ada kejelasan, akhirnya digunakanlah dana pribadi secara patungan. Pak Ahok menyumbang Rp 200 juta, yaitu 50 persen dari total dana sekitar Rp 400 juta.

Selain Ahok, orang lain yang ikut menyumbang dana perbaikan air mancur adalah Djarot, Sabdo Kristianto, dan musisi Addie MS yang juga mengaransemen lagu. Harry Kiss menyumbangkan sound system. Dengan kemurahan hati mereka, akhirnya air mancur menari dapat disaksikan kembali oleh masyarakat setelah sempat menghilang selama 8 tahun.

Di balik ini semua, ternyata ada orang yang mau cari panggung juga lho. Beberapa waktu lalu, Sandiaga ikut berkomentar. Katanya, penggagas air mancur tersebut adalah Sutiyoso. Kata dia sih Bang Yos menelepon dirinya untuk klarifikasi. Katanya publik perlu tahu informasi tersebut. Sebelum saya keluarkan unek-unek saya, mari kita kembali ke masa lalu.

Air mancur ini pertama kali diresmikan pada tahun 2005 semasa kepemimpinan Bang Yos, tapi rusak pada tahun 2009 dan tidak lagi beroperasi sejak saat itu hingga sebelum diresmikan kembali oleh Djarot. Ini dikarenakan dulu tidak dirawat dengan benar. Kolam air mancur tersebut berwarna hijau, berlumut, dan terdapat kotoran ikan. Di sekitar tepi kolam, tampak beberapa orang mencuci pakaian, memancing ikan, ada juga yang berenang. Alamak, itu kok jadi kayak sungai?

Oke, memang dia yang menggagas. Lalu kenapa? Tahun 2009 memang dia tak lagi menjabat, bukan salah Bang Yos juga sih. Tapi saya kadang lucu lho, saat air mancur tidak berfungsi dan rusak, kemana saja Bang Yos? Kok tidak mengklaim itu dulunya air mancur gagasan dia? Dan sekarang ketika Ahok dan kawan-kawan menyumbang dari dana pribadi, dan membuatnya jadi cantik, baru deh muncul entah dari mana dan mengatakan itu gagasannya. Yang cantik diklaim, pas dalam kondisi jelek, malah tak ada komentar.

Begitu juga ketika Pak Jokowi melanjutkan proyek mangkrak, siapa yang lebih pantas dapat kredit? Yang menggagas tapi tak selesai atau yang menyelesaikannya? Coba pikirkan dengan baik. Banyak orang gampang memulai. Banyak orang mudah mengambil langkah pertama. Tapi rata-rata berhenti di tengah jalan atau tidak konsisten. Hanya sedikit orang yang memulai atau melanjutkan apa yang sudah ada hingga selesai.

Saya sebenarnya mau ambil contoh lain tapi tak ada opsi yang lebih baik. Lihat Hambalang. Siapa yang gagas? Kalau misalkan Jokowi lanjutkan hingga selesai, menurut Anda siapa yang pantas dapat kredit? Saya tak usah jawab, cukup kalian yang jawab dan renungkan ini. Kalau si anu lantas mengklaim dia yang menggagas, bagaimana menurut Anda? Geli, bukan?

MRT sudah lama digagas tapi baru diwujudkan oleh pemerintahan Jokowi. Siapa yang lebih pantas dihargai, yang menggagas atau yang merealisasikan? Dunia tak butuh orang berteori, dunia lebih butuh orang yang bertindak, bukan hanya omdo.

Kembali lagi ke air mancur. Memangnya siapa yang mau keluarin duit pribadi buat perbaiki air mancur yang notabene tak ada untungnya? Ahok lagi-lagi membuka mata kita akan kepedulian yang ditunjukkannya. Hebatnya dia tak pernah menyebut kalau dirinya menyumbang. Djarot yang keceplosan. Seandainya Djarot tidak mengatakan itu, sampai sekarang pun kita tak tahu ada andil besar Ahok di balik resminya kembali air mancur. Berkontribusi tapi tidak cari muka. Ini yang mantap.

Sang penggagas saja tak ada menyumbang, lalu ketika sudah diresmikan baru sibuk mengklarifikasi kalau dirinya adalah penggagas. Kemarin ke mana aja? Memang sih dia yang menggagas, tapi jujur saja saya lebih respek kepada Ahok dan donatur lain yang lebih peduli.

Dan buat Sandiaga, thanks buat infonya, tapi sayang saya sudah tahu ini dari dulu. Tak perlu repot kasih tahu. Saya yakin orang lain pun tak mau tahu. Yang penting siapa yang mewujudkan itu semua di depan mata kita. Lagian tak perlulah kasih tahu info begituan. Lain ceritanya kalau ikut nyumbang perbaiki air mancur. Setidaknya ada ikut andil. Kalau tidak ikut nyumbang atau berkontribusi, lebih baik urusi yang lain. Air mancurnya sudah jadi dan diresmikan, tak perlu lagi dikomentari.

Bagaimana menurut Anda?

Sandiaga: Air Mancur Menari Monas Gagasan Bang Yos. Situ Ada Ikut Nyumbang Gak? | admin | 4.5