simple hit counter

Rekam Jejak Politik Hari Tanoe, Hingga Akhirnya Pindah Perahu

Gerilya politik bos MNC ini sedari dulu memang suka serong kanan dan kiri. Sayang, penciuman politiknya ternyata tak setajam iintuisi bisnisnya. Beberapa kali ia salah langkah, menghamburkan uang ditempat yang tak menjanjikan kemenangan bagi hasrat politik sang Ketua Umum Partai Perindo. Alhasil ia mesti berganti baju kepartaian beberapa kali, dan kemarin Hari Tanoesoedibjo (HT) tiba-tiba membuat manuver tajam, akan mendeklarasikan dukungan pada Jokowi sebagai Capres  2019. Sungguh suatu sikap politik yang kontradiktif dengan manuvernya selama ini yang acapkali bersebrangan dengan pemerintahan Jokowi. Saya mengajak pembaca untuk bernostalgia sejenak dengan jejak langkah politik sang raja media, yang juga rekan bisnis sekaligus sahabat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Nama Hari Tanoesoedibjo mulai beken tatkala ia mengambil alih grup media yang semula dikuasai oleh keluarga Cendana. Dari sini HT berekspansi melebarkan bisnis dibawah payung grup MNC. Seorang pengusaha dekat dengan dunia politik itu adalah hal lumrah, ia bagai dua sisi mata uang yang tak bisa dipisah. 9 oktober 2011, HT resmi bergabung dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) kepunyaan Surya Paloh, dan langsung dapat jabatan strategis sebagai Ketua Dewan Pakar. Saat dua pemilik media bergabung jadi satu, nama Nasdem sontak menggema seantero Nusantara. Tak butuh waktu lama bagi Nasdem untuk menjadi Partai yang populer hingga berhasil peroleh suara signifikan di Pemilu Legislatif 2014. Sayang, kemesraan dengan Surya Paloh tak bertahan lama. 21 Januari 2013, HT membuat konferensi pers menyatakan pengunduran diri dari Nasdem. HT blak-blakan merasa tidak sejalan lagi dengan Surya Paloh yang ingin merombak struktur kepengurusan Partai dan terjun langsung sebagai Ketua Umum.

Tak perlu waktu lama bagi Hari Tanoe untuk mencari perahu baru demi menyalurkan hasratnya untuk berkuasa. 17 februari 2013, ia menyambangi DPP Partai Hanura dan langsung dapat jabatan mentereng sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura. Tak lama, HT menemani Wiranto sebagai Cawapres, meramaikan bursa Pilpres tahun 2014. Bergabungnya CEO grup media ternama tentu membuat Hanura seakan mendapat durian runtuh. Suntikan dana segar dan iklan gratis, membuat Hanura yang semula kembang kempis jadi kembali optimis. Sosok Win-HT pun acapkali nongol dalam iklan televisi, billboard besar dengan wajah keduanya terlihat mencolok diperempatan jalan protokol. Namun kembali lagi, dana yang sudah digelontorkan HT terbuang sia-sia. Sosok Win-HT ternyata tak begitu seksi dimata rakyat, elektabilitasnya tak jua meningkat. Keduanya terlindas oleh sosok Walikota Surakarta yang mulai merangsek perlahan tanpa banyak suara. Pasangan yang diusung partai Hanura itupun akhirnya bubar karena sepi peminat.

Seakan belum kapok dengan dunia politik, atau mungkin juga karena sumber dananya yang tak habis-habis. Dalam keriuhan konstelasi Pilpres 2014,  HT dengan Ormas Perindo yang baru didirikannya, menjadi pendukung Prabowo-Hatta. Saat musim kampanye hingga quick count Pilpres 2014, media dibawah asuhannya gencar menjadi corong kampanye pasangan Capres nomor 1. Terhitung RCTI, Global TV dan MNC TV mendapat teguran keras dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena mengindahkan larangan iklan kampanye saat masa tenang. Apa mau dikata, meski sudah all out dalam usaha untuk memenangkan pasangan Prabowo-Hatta, KPU menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres 2014. Sekali lagi, HT keliru membaca dinamika politik.

Sudah menghabiskan dana banyak untuk membesarkan dua partai politik, namun HT tak peroleh hasil apa-apa. Tersirat ide dikepalanya, kenapa tak bentuk partai sendiri saja? Bertempat di JI Expo Kemayoran, Jakarta, tanggal 7 februari 2015, resmi di deklarasikan partai Perindo, dikomandoi langsung oleh HT sebagai Ketua Umum. Belajar dari kesalahan masa lalu, HT sadar bahwa untuk berkuasa di Indonesia berarti harus bisa merebut simpati dan dukungan ummat Islam. Bulan desember 2016, HT resmi mendirikan Yayasan Peduli Pesantren, maka sambil mengenakan baju koko warna putih dan peci hitam, ia aktif bersafari mendatangi pesantren-pesantren, memperkenalkan dan mendekatkan diri kepada para Kyai, kemudian menggelontorkan dana sebagai wujud ‘kepedulian’ dari yayasan yang baru dibentuknya tadi.

Stasiun TV milik HT pun seakan tak henti memoles citra sang bos besar. Mars Perindo akrab ditelinga rakyat karena tiap hari selalu diputar berulang kali oleh stasiun TV. Blusukan HT ke pesantren di blow up sedemikian rupa oleh media miliknya, tak lupa menyorot adegan cipika-cipiki dengan beberapa kyai dan ulama ternama. Puncaknya ketika Pemilukada DKI Jakarta, Perindo secara resmi mendukung Anies-Sandi yang akhirnya berhasil keluar sebagai juara. Sungguh sebuah konstelasi Pemilukada yang akan dikenang karena dominasi isu sektarian dan SARA yang begitu merajalela, ditujukan semata-mata untuk menjegal langkah petahana, Basuki Tjahaja Purnama, agar tak berkuasa kembali di Ibukota.

Hari Tanoe tertawa bahagia, kali ini insting politiknya tak meleset. Tak salah memang strategi politiknya yang coba mengambil dukungan dari kalangan ummat Islam. HT tak mau bernasib apes seperti Ahok, yang mesti tumbang dan dipenjara karena diserang dengan isu primordial. Berada di kubu Anies-Sandi yang di back up langsung oleh Prabowo, berarti semakin memudahkan langkah HT untuk membangun citranya sebagai pengusaha sekaligus politikus keturunan tionghoa yang dekat dan peduli dengan nasib ummat Islam di Indonesia.

Time goes fly, kasus SMS bernada ancaman yang ditujukan Hari Tanoe kepada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, Yulianto, ternyata bergulir jadi bola salju. Dengan bukti yang ada, Bareskrim menjerat HT sebagai tersangka. Redaktur media dibawah kekuasaannya pun dibuat kelimpungan, redaksional berita yang membela HT segera dibuat dan di blow up sedemikian hebat. Tiga stasiun TV dan surat kabar milik HT gencar melakukan contra flow dan serangan balik untuk memulihkan citranya.

Tak hanya itu, HT juga dapat pembelaan dari beberapa kelompok masyarakat yang selama ini ‘dipelihara’ olehnya. Terhitung Ketua Presidium Alumni 212, Ustad Ansufri Sambo, dan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Mulyadi P. Tamsir, turut pasang badan dengan mengecam tindakan Bareskrim Polri yang mereka nilai sebagai bentuk kesewenang-wenangan penguasa. Hehe… Tak perlu heran dengan dinamika absurd seperti ini, karena yang namanya peliharaan tentu akan menyalak saat majikannya berada dalam posisi terancam.

Merasa terjepit dengan kasus hukum yang menimpanya, HT kembali membuat manuver politik yang buat publik tertawa. Bagaimana tidak? Setelah sekian lama selalu berada pada kubu oposisi, mengkritik, menyudutkan tiap kebijakan dan terobosan yang dilakukan pemerintahan Jokowi, kemarin (2/8) ia melontarkan wacana akan mendukung Jokowi saat Pilpres 2019 nanti. Banyak pengamat menilai ini pertanda bahwa HT telah menyerah tanpa syarat, ditaklukkan oleh realita poitik terkini. Melihat gerilya politik Hari Tanoesoedibjo lima tahun belakangan ini, tak salah kiranya bila ia diberi gelar sebagai pendekar slintat-slintut alias siluman belut.

Referensi:
https://www.google.co.id/amp/m.viva.co.id/amp/fokus/384200-alasan-hary-tanoe-mundur-dari-partai-nasdem

https://www.google.co.id/amp/m.viva.co.id/amp/fokus/384200-alasan-hary-tanoe-mundur-dari-partai-nasdem

https://www.kpi.go.id/index.php/id/siaran-pers/32188-melanggar-ketentuan-siaran-pilpres-di-masa-tenang-kpi-kecam-metro-tv-rcti-mnc-dan-global-tv?start=39

https://www.google.co.id/amp/s/nasional.sindonews.com/newsread/961609/149/partai-perindo-lahir-untuk-kesejahteraan-indonesia-1423366846

http://www.jawapos.com/read/2016/12/04/68691/ht-resmikan-lembaga-yayasan-peduli-pesantren

https://www.google.co.id/amp/s/app.kompas.com/amp/nasional/read/2017/07/06/20493201/kata.hary.tanoe.soal.status.tersangka.dalam.kasus.sms.kepada.jaksa

https://m.detik.com/news/berita/d-3564494/buntut-bela-ht-presidium-alumni-212-kini-dipimpin-jubir-fpi

https://nasional.sindonews.com/read/1216376/13/kriminalisasi-ketum-perindo-hmi-penguasa-jangan-gunakan-kekuasaan-sesuai-selera-pribadi-1498280269

https://m.detik.com/news/berita/d-3583536/hary-tanoe-dari-semula-oposisi-kini-mendukung-jokowi

https://www.google.co.id/amp/m.republika.co.id/amp_version/ou27qk354

Rekam Jejak Politik Hari Tanoe, Hingga Akhirnya Pindah Perahu | admin | 4.5