PKI Dibangkitkan Dari Kubur Demi Pemilu 2019, Ini Bukti-Buktinya!
Mari kita mulai dengan sebuah pertanyaan sederhana. Apa itu paham komunisme?
Apakah anda tahu komunisme itu paham seperti apa? Tidak tahu kan? Yang masyarakat luas tahu hanya komunisme = PKI. Yang lain mereka tidak tahu apa-apa. Inilah hasil dari peraturan yang melarang ajaran komunisme. Komunisme apa artinya saja mereka tidak tahu, eh malah teriak PKI sudah bangkit.
Begini ya, menulis apa itu paham komunisme saja sudah bisa ditangkap polisi karena bisa dianggap menyebarluaskan paham komunisme. Yang bisa penulis katakan hanya komunisme adalah kebalikan dari paham kapitalisme. Kalau mau lebih lengkap ya cari di internet apakah paham komunisme itu.
Nah, sekarang PKI dan komunisme dibangkitkan dari liang kubur demi menyerang Jokowi. Memang Jokowi ini multitalenta. Disebut kristen, komunis, yahudi, antek amerika dan cina. Siapa lagi coba manusia yang bisa dituduh segila ini?
Satu-satunya alasan Jokowi dituduh seperti ini ya demi pemilu 2019. Hal ini sudah jelas dan terang benderang didepan mata. Semua hal yang dilakukan Jokowi akan disalahkan. Bahkan, bisa saja nanti Jokowi akan dituduh menyebabkan pemanasan global karena menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Banyak pula pihak yang mulai memancing di air keruh. Mereka membuat klaim yang luar biasa stress. PKI sudah bangkit la, anggotanya jutaan la, komunisme sudah menyusup di pemerintahan la. Bahkan ada jendral aktif yang mencoba peruntungan dengan memainkan isu PKI ini.
Siapa Yang Diuntungkan?
Kalau mau melihat siapa yang menjadi dalang kisruh PKI ini maka caranya gampang. Lihat saja siapa yang paling diuntungkan kalau Jokowi jatuh. Lihat saja siapa yang sekarang getol mempromosikan diri sebagai Capres 2019.
Memang tidak ada bukti langsung bahwa orang tersebut merupakan dalang dari semua ini. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya sangat diuntungkan dengan isu ini. Kata sakti ‘bochor’ tidak mampu mengalahkan kata sakti ‘ndeso’ jadi isu PKI ini sengaja digoreng untuk menjatuhkan sang ‘kecebong’.
Isu PKI akan terus dihembuskan hingga 2019. Kenapa penulis bisa yakin dengan hal tersebut? Jelas, tidak ada hal yang bisa disalahkan dari pemerintahan Jokowi. Sudah bersih, jujur, pro rakyat pula. Kuda mana yang bisa melawan kodok sebersih itu?
Dijamin menjelang 30 September akan semakin banyak pihak yang memainkan isu PKI. Bahkan bisa saja ada bentrok jadi-jadian antara ‘pendukung’ PKI dan ‘penentang’ PKI. Sehinga terlihat seolah-olah PKI sudah bangkit dari kuburnya. Padahal kedua kubu merupakan pihak yang sama, dibayar untuk memainkan isu PKI.
Komunisme sudah mati di Indonesia. Tidak ada lagi tanda-tanda kebangkitan mereka sama sekali. Ini bukan lagi masa perang dingin dimana kapitalisme melawan komunisme. Ini sudah jaman modern dimana akses informasi sudah terbuka luas. Kalau komunisme bangkit maka semua orang akan bisa melihatnya.
Kita juga harus hati-hati terhadap sosial media belakangan ini. Kelompok semacam Saracen bisa saja mulai beraksi diam-diam dibawah radar polisi untuk menerima pesanan gorengan komunisme. Akan dibuat ribuan akun yang ‘mendukung’ komunisme dan ribuan akun yang ‘melawan’ komunisme.
Kalau mereka dibuat ‘berseteru’ maka pihak sebelah akan ada alasan untuk kembali memainkan isu ini dan menuduh pemerintah melindungi PKI. Ini yang berbahaya, sulit untuk melacak jejak digital bila sang pemain betul-betul tahu apa yang dikerjakannya.
Isu PKI yang sedang booming bisa saja merupakan kerjaan mereka. Cyber army yang dibayar sekian puluh juta demi memanaskan suasana. 2019 masih jauh tapi panasnya sudah mulai terasa. Permainan isu PKI yang Terstruktur, Sistematis dan Massif tidak boleh dipandang sebelah mata.
Kita harap saja polisi segera mengungkap siapa yang menjadi dalang isu ini. Mana tahu ada Saracen-Saracen lain di belakang isu ini. Akhir kata, tidak perlu takut kepada isu PKI. Toh sudah mati sejak dulu.