simple hit counter

Pemerintah Jokowi Sukses Ubah Sampah Plastik jadi Aspal, Visi Pembangunan Ke Depan Cerah!

Salah satu tangan gurita dari Jokowi yang dinamakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (Balitbang) saat ini sedang mengembangkan penggunaan sampah plastik sebagai salah satu campuran yang digunakan untuk membuat aspal.

Menteri Basuki Hadimuljono berhasil menunjukkan kinerjanya selama beberapa tahun bekerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sebenarnya ide ini diawali oleh Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan yang mulai khawatir dengan efek laut yang dipenuhi dengan sampah plastik.

“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sampah plastik juga banyak dibuang dari kapal-kapal di perairan. Sampah plastik di dunia ini ternyata dua pertiganya datang dari perairan Asia Selatan,” kata Luhut.

Sesuai dengan apa yang dikatakan Jokowi, Indonesia di ranah internasional berkomitmen untuk mengurangi sampah-sampah plastik yang dibuang ke laut harus berkurang jauh, sampai tahun 2025. Penelitian semacam ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para peneliti di Balitbang dengan mengambil paten dari Profesor asal India. Negara India dikenal kreatif dalam pengembangan teknologinya. Profesor Vasuvedan yang menjadi pemilik paten dari aspal plastik ini.

Uji coba pun pada akhirnya dilakukan pada jalan di Lokasi Universitas Udayana Bali. Jalan sepanjang 700 meter dijadikan sebuah proyek percontohan bagaimana kegunaan plastik dalam pengaspalan jalanan.

“Setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton. Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer,” tutur Danis dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (30/7/2017).

Menurut Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Simadilaga mengatakan bahwa penggunaan sampah plastik ini menjadi solusi bagi pembangunan infrastruktur jalanan yang sesuai dengan Nawa Cita pemerintahan Jokowi-JK.

Bayangkan saja untuk setiap 1 kilometer dengan lebar 7 meter butuh rata-rata 4 ton sampah plastik. Jika kita berhitung secara matematika, untuk luas 7000 meter persegi jalan, butuh 4000 kg. Jadi secara matematis, kita dapat bayangkan untuk 2 x 1 meter luas jalan, dibutuhkan 1 kg limbah plastik. Jika membandingkan panjang jalan, kira-kira setiap km jalan membutuhkan 4 ton sampah plastik.

Plastik merupakan produk modern yang digunakan untuk mengganti kain yang pada saat itu cenderung lebih mahal. Plastik pertama dibuat pada tahun 1907 oleh peneliti Amerika, Leo Hendrik Baekeland, yang dinamakan Bakelite. Bakelite merupakan senyawa yang murni sintetis, tidak diambil dari makhluk hidup.

“Untuk jadi maju memang banyak tantangan dan hambatan. Kecewa semenit dua menit boleh, tetapi setelah itu harus bangkit lagi,” – Presiden Joko Widodo

Plastik awalnya merupakan senyawa polimer sintesis yang terdiri dari bahan kimia fenol dan formaldehida. Bahan kimia tersebut sangat mudah didapatkan dan murah. Maka plastik menjadi alternatif goodie bag pada saat itu yang digunakan oleh manusia.

Sayangnya, plastik demikian merupakan material yang sulit diurai, bahkan sekarang menjadi ancaman bagi kehidupan muka bumi. Plastik dikubur, merusak tanah, plastik dibuang ke laut, menjadi kecelakaan bagi biota laut. Maka perkembangan teknologi mulai beralih kepada green technology.

“Jadi orientasi kita adalah orientasi hasil, bukan orientasi prosedur. Tapi prosedur tetap mengikuti,” – Presiden Joko Widodo

Plastik sekarang sudah mulai eco-friendly alias ramah lingkungan. Penggunaan plastik yang sulit didaur ulang sudah dibuat lebih minim. Maka perkembangan teknologi saat ini, lebih ke arah mendapatkan sebuah alternatif plastik yang lain. Sekarang, kita dapat menemukan plastik yang terbuat dari bahan-bahan yang mudah didaur ulang. Bahkan ada juga plastik berbahan baku daun singkong.

Namun sayangnya, plastik-plastik berbahan dasar kimia terlihat lebih awet. Jerigen 5 liter masih menggunakan plastik polimer sebagai wadah jerigen 5 liter. Semakin mudah diurai, plastik pun semakin mudah bereaksi. Maka keberadaan plastik polimer memang masih dibutuhkan. Menjadi sebuah pertanyaan kita bersama, ke mana akhir dari plastik tersebut ketika sudah tidak bisa digunakan lagi?

Kebanyakan dari limbah berakhir di laut, dan merusak biota laut. Ikan-ikan keracunan karena kadar kimia plastik yang melarut bersama dengan air laut, kadar oksigen di laut berkurang drastis karena proses penguraian plastik pasti menggunakan oksigen.

Maka dengan inovasi elemen Recycle dalam siklus 3R (Reuse, Reduce, Recycle), sampah plastik dapat diubah menjadi berbagai bentuk karya seni, maupun untuk pembangunan infrastruktur.

“Penting sekali digarisbawahi. Membuka lapangan pekerjaan, mengentaskan kemiskinan dan menekan ketimpangan,” – Presiden Joko Widodo

Setiap tahun Indonesia hasilkan 200 juta ton sampah plastik ke laut. Terbesar kedua di dunia Agar lebih realistis, kita turunkan jumlah sampah plastik tahunan yang dapat digunakan menjadi aspal. Sebut saja 150 juta ton. Menurut perhitungan, 38.000 km jalan akan diaspal setiap tahunnya. Data BPS tahun 2015 menunjukkan ada 250.000 km jalan non-aspal. Jadi, dalam rentang waktu 7 tahun, seluruh jalan non-aspal sudah terlapis aspal plastik! 7 tahun tentu bukan hal sulit untuk presiden ke 7 Indonesia. Salut buat Jokowi dan menteri PUPR!

“Kerjakan dengan bahasa cinta, karena itu yang diinginkan setiap orang terhadap dirinya, cinta akan membawa pertanggungjawaban, masyarakat akan disiplin sendiri jika ia sudah mengenal bagaimana ia mencintai dirinya, lingkungan dan Tuhan.” – Presiden Joko Widodo

Berdasarkan PPNo. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai  sisa/buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering kali dibuang ke lingkungan.

Sementara jumlah limbah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian. Ketika mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu,limbah yang dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

“(Dari total seluruh jalan) memang yang teraspal baru 37 kilometer. Tetapi ini akan terus dikerjakan,” ujar Jokowi di sela-sela blusukan ke Jalan Trans Papua

Sulit untuk menampik sebuah fakta bahwa Jokowi memang benar-benar sudah menjalankan semaksimal mungkin apa yang bisa ia kerjakan untuk pembangunan infrastruktur. Jika ada kelemahan-kelemahan yang ada, tentu sebagai manusia Jokowi juga memilikinya. Namun lagi-lagi sulit untuk menemukan calon pemimpin yang dapat menyaingi kinerja dan hasil kerja Presiden Joko Widodo dengan lengan-lengan guritanya yang dinamakan sebagai Kabinet Kerja Jokowi-JK.

“Hidup adalah tantangan, jangan dengarkan omongan orang yang tidak jelas, yang penting kerja, kerja dan kerja. Kerja akan menghasilkan sesuatu, sementara omongan hanya menghasilkan alasan.” – Presiden Joko Widodo

Setelah sampah plastik yang dapat digunakan ulang menjadi bahan aspal, kapan Pak De Jokowi mengubah sampah-sampah masyarakat agar dapat digunakan ulang menjadi manusia-manusia produk revolusi mental? Rasanya lebih mudah mengubah sampah plastik, ketimbang mengubah sampah masyarakat.

Betul kan yang saya katakan?

Jika pembaca ingin melihat dan menikmati buah pemikiran saya yang lainnya, silakan klik link berikut:

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160222182308-277-112685/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-ke-dua-dunia/

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/820

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3579282/pemerintah-jokowi-sukses-sulap-sampah-plastik-jadi-aspal

#JokowiUntukIndonesia

Pemerintah Jokowi Sukses Ubah Sampah Plastik jadi Aspal, Visi Pembangunan Ke Depan Cerah! | admin | 4.5