Menunggu Reaksi “Negeri Seberang” Pasca Penetapan SN Menjadi Tersangka

sumber foto : tempo.co
Pasca penetapan SN menjadi tersangka dalam kasus Mega Korupsi E –KTP, banyak spekulasi berkembang akan sejauh mana karir politik SN?. Apakah akan berakhir sampai disini ataukah akan kembali melenggang seperti biasanya ?
Harus diakui bahwa SN adalah politikus handal di Indonesia bahkan salah satu yang sangat handal, dengan pengaruh dan koneksinya selama ini SN sepertinya bisa lepas dari segala jala yang menjeratnya. “Belut berlumur oli” adalah kata kiasan yang sering diberikan untuk menggambarkan betapa susahnya “menangkap” seorang SN.
Dua kasus besar sebelum kasus E-KTP sempat menyita perhatian publik yakni kunjungannya ke Negeri Seberang beserta foto-fotonya dan yang terakhir tentunya kasus “Papa Minta Saham” yang menghebohkan itu. Untuk kasus pertama SN hanya mendapatkan teguran ringan dari MKD-nya DPR dan untuk kasus kedua SN tidak mendapatkan sanksi apa –apa dari MKD karena sebelum putusan dibacakan, SN dengan cerdik mengundurkan diri terlebih dahulu, walaupun akhirnya dengan kecerdikannya bisa menjabat lagi.
Kita tidak perlu membahas bagaimana pengaruh dan koneksi SN dengan jaringan di dalam negeri. Sudah dapat dipastikan sangat – sangat kuat dan mengakar. Yang akan sedikit kita bahas adalah apakah SN akan mendapatkan dukungan dari negeri seberang (luar negeri)? Dalam hal ini khususnya dari pemerintahan Mr.T.
Mengapa pemerintah Mr.T ? Mari sedikit kita “flashback” kasus foto – foto akrab antara SN, FZ bersama Mr. T saat kampanye kurang lebih setahun yang lalu. Publik saat itu, termasuk penulis juga agak terkejut, bukan terkejut melihat foto FZ sama wanita cantiknya. Tetapi lebih kepada terkejut bahwa seorang SN bahkan bisa masuk kedalam “lingkaran dalam” Mr. T.
Ada dua kemungkinan pertemuan itu terjadi, yang pertama bahwa Mr. T dan SN memang sudah menjalin bisnis, (SN dan Mr. T adalah seorang pengusaha). Disatu sisi Mr. T pasti mengetahui bahwa SN adalah orang yang sangat bisa diandalkan di Indonesia apabila nanti dia menjadi Presiden. Lewat SNlah Mr. T berharap ke pentingannegaranya di Indonesia bisa terjaga. Katakanlah mengenai perpanjangan Freeport di Indonesia.
Apapun dari kedua kemungkinan diatas. Harus diakui SN mempunyai penciuman politik yang sangat tajam, karena seperti yang kita ketahui Mr. T akhirnya memang menjadi Presiden disana, mengalahkan HC yang sebetulnya lebih diunggulkan.
Nah sekarang disaat SN akhirnya menjadi tersangka kasus korupsi, apakah Mr.T dan pemerintahannya akan tinggal diam? Apakah hanya diam melihat “orang dalamnya” bakal masuk penjara? Mr. T sendiri pernah berkata bahwa SN adalah “Most Powerful Man” kalau diterjemahkan bebas dialah sebenarnya yang mengendalikan politik di Indonesia, walaupun pernyataan itu sendiri masih bisa diperdebatkan, tetapi Mr. T pasti tau betul bahwa SN bukan orang biasa di percaturan politik Indonesia. Maka tidak heran dia segera merangkul SN dengan erat.
Penulis melihat bahwa pemerintahan Mr.T dengan segala kepentingan didalamnya terhadap Indonesia, tentunya tidak akan dengan rela melihat salah satu “orangnya” bakal terjerat kasus. Tentu akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan orang seperti SN. Istilahnya lebih baik memelihara yang ada daripada mengambil yang baru yang belum diketahui kualitasnya. Melihat kedekatan SN dan negara seberang tersebut bukan tidak mungkin sebenarnya SN lah calon yang disetujui mereka untuk menggantikan Presiden saat ini, atau minimal mendampingi Jokowi untuk period ke-dua nanti.
Kepentingan mereka di Indonesia jelas banyak sekali, selain Freeport yang katanya kaya itu, masih banyak hal yang membuat mereka merasa bahwa Indonesia harus berkiblat kepadanya. Situasi dunia yang semakin hari semakin tidak menentu, perang dagang Tiongkok, masalah terorisme dan yang paling penting adalah memenangkan pengaruhnya di kawasan Asia disaat Rusia juga mulai mendekat ke Indonesia.
Hal ini, walaupun keliatannya terlalu paranoid dan mengada – ada tetap harus tetap diwaspadai oleh pemerintah Indonesia. Mereka dengan segala sumber dayanya harus benar – benar diperhatikan. Sumber daya dalam hal ini bisa dalam bentuk uang, bisa dalam bentuk membentuk opini karena mereka mempunyai jaringan media yang sangat besar, termasuk didalamnya segala macam informasi yang dapat mereka peroleh dengan teknologi yang mereka punyai.
Bahkan tidak mungkin mereka menggunakan pengalihan isu dengan berkedok HAM, sehingga pemerintah bakalan sibuk mengurusinya. Termasuk didalamnya demo – demo yang tidak jelas. Tentu saja cara kerja mereka tidak terang terangan, tetapi kalau hal itu benar terjadi kita harus dapat melihatnya dengan lebih jeli dan cerdas.
Sekarang kita mungkin sedikit mengetahui kenyataan mengapa SN begitu “powerfull” karena memang selain didukung segala kekuatan yang bersumber kepada uang di dalam negeri. Ternyata SN juga mempunyai jaringan sampai keluar negeri bahkan ke orang nomor satu di negara seberang tersebut yang notabene juga nomor satu di dunia.
Pemerintah Indonesia khususnya KPK tidak boleh gentar terhadap ini semua. Jalan masih sangat – sangat panjang untuk membawa SN sampai akhirnya dinyatakan bersalah dan masuk penjara. Masih ada praperadilan, sidang, putusan, kasasi, PK dan segala ornamen hukum yang masih harus dijalani.
Komisioner KPK harus benar – benar siap secara fisik dan mental menghadapi semua ini. Tidak tertutup kemungkinan nasib para komisioner sama dengan para pendahulunya. Nasib yang menimpa AA, AS bahkan NB yang terkena siraman air keras bakal juga menghampiri para komisioner. Tetaplah semangat serta jangan takut mengusut kasus besar ini sampai selesai, percayalah dukungan dan doa segenap rakyat Indonesia (yang masih waras) ada dibelakang kalian.
Sumber Referensi :
https://m.tempo.co/read/news/2015/09/04/078697720/setya-novanto-fadli-zon-bertemu-donald-trump-di-ashttps://m.tempo.co/read/news/2015/09/04/078697720/setya-novanto-fadli-zon-bertemu-donald-trump-di-as
http://nasional.kompas.com/read/2017/07/17/19034751/kpk-tetapkan-setya-novanto-tersangka-kasus-e-ktp
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170714142227-12-227928/setya-novanto-papa-minta-saham-hingga-tersangka-e-ktp/