Mendadak Cinta Indonesia, Aksi 287 Siapkan 1.000 Merah Putih, Target Tidak Lagi Jutaan

Presidium Alumni 212 menggelar jumpa pers terkait Aksi 287 (Hary Lukita Wardani/detikcom)
Aksi bernomor togel kembali dilakukan. Kalau sebelumnya yang dipakai kendaraannya adalah GNPF dan FUI, maka kini kendaraan yang dipakai adalah Presidium Alumni 212. Kendaraan ini dipakai setelah ketua dan sekretaris sebelumnya diturunkan dan diganti dengan orang FPI.
Ya, gara-gara membela Hary Tanoe dalam aksinya, Ketua Presidium Alumni 212 Ustaz Ansufri Sambo dan Sekretarisnya Hasri Harahap menyerahkan kepengurusan mereka. Kini, Presidium Alumni 212 dipimpin oleh Slamet Maarif, jubir FPI. Aksi bela Hary Tanoe sendiri mendapatkan teguran langsung dari Riieq Sihihab.
Tidak seperti aksi-aksi sebelumnya, aksi yang kali ini adalah untuk menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan, akan tampil berbeda. Jika sebelumnya dalam aksi, bendera Merah Putih tidak jadi fokus utama, kini Bendera Merah Putih akan jadi bintang utamanya.
Apalagi kalau mengingat aksi 212 dimana bendera Tauhid besar menjadi fenomena. Tentu saja memang cocok karena mereka sedang menggalang aksi bela Islam. Walau alasannya aneh hanya gara-gara pernyataan Ahok yang sebenarnya tidak ada menista agama Islam melainkan para politisi.
Nah, karena kali ini adalah aksi menolak Perppu yang didalamnya adalah larangan adanya ormas anti Pancasila dan NKRI, maka dipersiapkanlah 1.000 Bendera Merah Putih supaya aksinya terlihat nasionalis dan mereka adalah ormas dan gerakan cinta Indonesia.
“Kita akan siapkan 1.000 bendera Merah-Putih untuk menandakan Alumni 212 cinta Indonesia,” ujar Koordinator Lapangan Aksi 287, Daud, di Masjid Al-Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2017).
Benarkah hanya dengan membawa bendera Merah Putih langsung auto nasionalis dan cinta Indonesia?? Saya pikir terlalu naif kalau mereka langsung klaim dirinya cinta Indonesia. Lah, kalau cinta Indonesia, malah menurut saya seharusnya mereka tidak tolak Perppu dan harusnya mendukung. menolak Perppu sama saja sedang menunjukkan bahwa mereka tidak cinta Indonesia.
Perppu tersebut dengan sangat jelas sedang mengatur supaya ormas yang berusaha menggulingkan dan mengganti Ideologi Pancasila dan NKRI. Bukankah hal itu bagus?? Lalu mengapa Perppu malah ditolak?? Logika terbalik seperti ini memang jadi ciri khas kaum bumi datar. Menyatakan cinta Indonesia demo bawa bendera Merah Putih tetapi menolak Perppu.
Dalam salah satu larangannya sangat jelas isi Perppu ini menjaga Pancasila dan NKRI. Berikut salah satu larangannya yang tercantum dalam Pasal 59 ayat 4..
Ormas dilarang:
a. menggunakan nama, lambang, bendera, atau simbol organisasi yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, bendera, atau simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi terlarang;
b. melakukan kegiatan separatis yang mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan/atau
c. menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila.
Jadi, aneh saja kalau menyebut mereka akan melakukan aksi gaya-gayaan cinta Indonesia tetapi menolak Perppu yang sedang menjaga Indonesia itu sendiri. Ini bukan lagi parah, tapi sudah mbahnya parah. Tetapi namanya juga mereka jarang pakai logika dan nalarnya, jadi demo pun ngawur begini.
Yang paling menyedihkan juga dari Presidium Alumni 212 ini, mereka seperti tinggal ampasnya saja. Padahal membawa nama kebesaran 212, tetapi yang ditargetkan hadir, dan kalau itu memang nanti benar, HANYA sebanyak 5.000 orang. Hal ini berdasarkan surat yang mereka kirim ke Polri.
“(Jumlah massa aksi) ya katakan sekitar 5.000. (Surat pemberitahuan) sudah ada,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2017).
Kalau menurut perhitungan mereka saat aksi 212 dihadiri oleh 7 juta orang, maka target 5000 orang tersebut hanyalah 0,071 persen atau tidak sampai 1 persen dari jumlah peserta aksi 212 seperti yang mereka klaim. Apakah pantas masih membawa nama alumni 212?? Apakah bisa disebut mewakili aksi 212??
Tetapi sekali lagi, namanya juga kaum onta, mikirnya pasti tidak sesuai logika orang normal. Karena kalau normal pasti mereka ini sadar dan malu kalau buat-buat aksi lagi sudah tidak jadi simpati bagi umat Islam. Aksi yah sekali saja, kalau terus-terusan itu mah namanya sudah politik.
Ya sudahlah, biarlah mereka melakukan aksinya. Saya berharap kali ini memang sesumbarnya bisa mencapai 5.000 orang. Kalau tidak sampai atau bahkan tidak sampai seribu, sangatlah menyedihkan aksi ini. Dan ini menjadi bukti, bahwa semakin banya umat Islam yang sadar. Kalau sudah begini, revolusi hanyalah tinggal sebuah slogan.
Salam Cinta Indonesia.