simple hit counter

Ketika Seorang Pastor Mencium Tangan dan Memeluk Habib

Sikap mencium tangan adalah sebuah sikap yang menunjukkan rasa kesopanan, kesantunan, rasa hormat, kekaguman atau bahkan menunjukkan kesetiaan seseorang kepada orang lain.

Di Turki, Malaysia, Indonesia, dan Brunei, cium tangan adalah sebuah cara yang umum untuk memberi salam atau menyapa orang-orang yang lebih tua, terutama kerabat terdekat seperti kedua orang tua, kakek-nenek, paman, bibi bahkan juga kepada seorang guru. Terkadang, setelah mencium tangan, penyium tangan akan menarik tangan ke dahinya mereka sendiri sebagai penghormatan. Dengan kata lain, cium tangan adalah sikap seorang untuk menghormati orang lain seperti beberapa contoh foto berikut ini :

Lalu bagaimana jika seorang Pastor mencium tangan seorang Habib ???

Bagaimana jika seorang Pastor memeluk seorang Habib seperti sahabat karib ???

Peristiwa ini terjadi pada saat Kodam IV/Diponegoro menggelar tausiyah kebangsaan dalam rangka mempeingati HUT ke-72 Kemerdekaan RI di Bundaran Tugu Muda, Semarang pada tanggal 14 Agustia 2017 lalu. Sekitar 20.000 warga dari Kota Semarang dan daerah sekitarnya di Jawa Tengah hadir dalam acara ini.

Tausiyah kebangsaan dengan tema “Indonesia Kerja Bersama” tersebut dipandu oleh Mustasyar PBNU, Habib Lutfi Bin Yahya dari Pekalongan dan dihadiri pula oleh Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono serta para tokoh agama dan pejabat lainnya.

http://regional.kompas.com/read/2017/08/15/17500151/ketika-seorang-pastor-memeluk-habib-

Bagi umat yang hadir, acara tersebut merupakan peneguhan terhadap sikap nasionalisme yang mulai banyak direduksi oleh tindakan-tindakan intoleransi dan radikalisme yang marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia saat ini.

Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, Pastor Aloys Budi Purnomo, Pr, mengatakan jika acara tausiyah kebangsaan ini sekaligus sebagai ajang untuk menyambung tali persahabatan antara beliau dengan Habib Lutfi bin Ali bin Yahya, Rais Aam Idarah Aliyah Jam’iyah Ahlith Tharoqah Al Mu’tabarah An Nahdliyah (JATMAN) yakni organisasi tarekat yang berafiliasi ke ormas keagamaan Nahdlatul Ulama (NU).

“Siapa yang tidak mengenal Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali Bin Yahya yang lahir di Kota Pekalongan, 10 November 1947, kata Pastor Budi, hari kelahirannya pun bertepatan dengan Hari Pahlawan. (Sumber)

Dalam acara tersebut, terlihat hangatnya hubungan antara kedua pemimpin agama ini sejak awal berjumpa dalam acara ini. Saat Habib Lutfi tiba di Wisma Perdamaian (rumah dinas Gubernur Jawa Tengah), Pastor Budi menyambut beliau dengan pelukan. Tak hanya berpelukan, Pastor Budi juga mencium tangan Habib Lutfi.

“Ini kanca kuna (ini teman lama). Sahabat lamaku!” cetus Habib Lutfi disaksikan Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman. (Sumber)

Pastor Budi yang juga merupakan seorang kepala Campus Ministry Unika Soegijapranata mengaku merasa adem dan ayem setiap kali berjumpa Abah Lutfi, panggilan akrab Habib Lutfi, dalam berbagai kesempatan.

“Perjumpaan dengan beliau adalah perjumpaan yang penuh barokah. Saya mengalami aura dan daya kekuatan Islam sebagai rahmatan lil alamin!” kata Pastor Budi.

“Tak mengherankan bila setiap kali melihat dan berjumpa Beliau, banyak umat Islam seperti tersedot magnet aura Beliau. Banyak sekali yang berebut untuk bersalaman dengan Beliau atau sekadar menjamah Beliau saja, orang tampak sudah mengalami rasa adem dan ayem itu,” puji Pastor Budi. (Sumber)

Alhamdulillah ternyata masih banyak orang Indonesia yang meskipun berbeda dalam keyakinan tetapi mereka berada dalam satu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai ini.

Tapi penulis tidak heran juga melihat Habib Luthfi yang dikenal sangat nasionalisme dan mempunyai tutur kata yang sopan dan santun sehingga dihormati oleh umat Islam dan umat lain di Indonesia.

Bukan seperti “Habib” tetangga sebelah, si imam besar yang mulutnya fasih mencaci maki orang lain, berlagak suci dan dipuja seperti nabi oleh pengikutnya tapi akhirnya Tuhan membuka “kedok” aslinya sehingga dia kabur ke Arab saudi dan sekarang kabur lagi ke Yaman karena malu ketahuan “moralnya” terlibat dalam kasus chat mesum dengan wanita yang bukan muhrimnya !!!

Yang lebih lucunya lagi, imam besar yang mengklaim dirinya sebagai pembela agama ters yg pernah teriak siap di penjara, lalu teriak siap mati membela agama di depan pengikutnya para alumni 212 tetapi dia sendiri sekarang malah kabur ke luar negeri !!! Ha ha ha

Wassalam,

Nafys

Ketika Seorang Pastor Mencium Tangan dan Memeluk Habib | admin | 4.5