simple hit counter

Kapolres Tuban: Tuban kondusif, Yang Ramai Di Luar Saja. Ternyata Banyak Orang Kepo Bikin Ulah.

Kali ini saya akan berikan sedikit update mengenai perkembangan isu patung dewa perang di Kelenteng di Tuban yang bikin sedikit guncangan. Seperti diketahui, beberapa ormas berdemo meminta patung dewa tersebut dirobohkan dengan dalih tak memiliki izin. Bahkan mereka memberi ultimatum akan merobohkan patung tersebut jika tuntutan mereka tak didengar.

Alasannya pun konyol, karena patung tersebut dianggap tidak berkaitan dengan sejarah Indonesia, dan memberikan solusi bego yaitu menggantinya dengan patung pahlawan nasional. Patung yang di kelenteng adalah dewa yang dihormati dan dipuja oleh warga pemeluk agama Budha dan konghucu. Masa diganti patung pahlawan? Yang bego siapa sih sebenarnya? Sudah gitu, malah sok pintar dengan melontarkan statement yang tak masuk akal. Tipikal pasukan sumbu pendek.

Tapi sebenarnya keributan ini berawal (katanya) dari postingan medsos yang membandingkan patung raksasa ini dengan patung pahlawan nasioanl yang pendek. Dan beberapa membawa embel-embel Cina sehingga munculnya sentimen yang membuat sebagian orang kesurupan. Mereka menelan mentah-mentah apa yang mereka baca tanpa memfilter atau mencari kebenaran. Otak ada tapi tidak dipakai. Otak ada tapi lebih memakai emosi karena sentimen SARA.

Kapolres Tuban AKBP Fadly Samad menegaskan bahwa situasi di Tuban aman tanpa gesekan. “Situasi kondusif di Tuban, tidak ada masalah. Tidak ada unjuk rasa sama sekali. Kalau dibilang ada ramai-ramai, di luar saja ramai. Di Tuban tidak ada masalah,” katanya. Jadi fix kalau yang ribut adalah orang luar, padahal warga di sana tidak mempermasalahkan. Saya teringat dengan demo terhadap Ahok yang katanya lebih banyak orang luar Jakarta. Miris, orang Jakarta selow-selow saja tapi orang luar daerah yang kebakaran bulu ketiak.

Mereka inilah yang tukang kepo, sok kritis, sok prihatin, sok pahlawan padahal mereka inilah yang membuat sebuah isu menjadi besar. Belum lagi ditambahi bumbu yang membuat isu ini kian liar. Tidak percaya? Patung di kelenteng tersebut dituding sebagai patung jenderal perang Cina. Seperti yang sudah saya katakan, itu adalah dewa yang dipuja oleh umat sebagai dewa, tak ada kaitannya dengan Cina. Kalau di kelenteng itu dibangun patung Sun Yat Sen, itu baru nggak benar.

Saya yakin ada beberapa yang mempermasalahkan lokasi patung yang tampak seperti di tempat umum, padahal kenyataannya tidak. Patung tersebut didirikan di dalam kompleks kelenteng dan tidak terlihat dari jauh. Jadi yang bikin aneh adalah kenapa segelintir orang mempermasalahkan keberadaan patung itu? Kenapa mereka malah sibuk mengurusi agama orang lain, seolah tak punya kerjaan lain atau jangan-jangan memang itu kerjaannya. Kalau pun mempermasalahkan izinnya, harusnya yang berwenang adalah aparat dan pemerintah setempat, bukan mereka yang demo sok peduli.

Satu hal yang masuk akal di benak saya adalah isu ini dipolitisasi. Jika ini benar, maka ada pihak atau oknum yang bermain api di sini. Ini dipolitisasi untuk kepentingan pihak tertentu yang saya tak tahu siapa dan untuk apa. Tapi saya juga menduga ini ada kaitannya dengan postingan medsos yang menjadi polemik karena dibumbui informasi yang salah. Sehingga mengakibatkan beberapa orang menjadi reaktif tanpa berpikir apakah itu masuk akal atau tidak.

Kesimpulannya, warga Tuban tidak ribut, situasi aman. Yang ricuh dan kebakaran buku ketiak adalah dunia maya akibat postingan orang lain yang sok pintar padahal pikirannya pendek. Orang di sana tidak ribut, yang ribut malah orang luar daerah. Kan lucu jadinya. Saya berikan ilustrasi biar lebih paham. Pasangan suami istri sedikit berdebat bukan bertengkar. Tapi orang luar jadi kepo dan berspekulasi ini itu hingga menjadi liar. Muncullah komentator bego yang mengatakan suami istri itu bertengkar hebat, saling hajar, bahkan akan cerai. Bumbu terus ditambahi.

Padahal kenyataannya pasangan suami istri itu tidak ada masalah, mesra dan tidak ribut. Malah orang luar yang ribut. Ini dikarenakan orang-orang tersebut kepo, sok tahu, sok pintar, sok jadi analis. Spekulasi pun menjadi liar akibat ulah mereka. Itulah yang sedang terjadi pada isu patung di kelenteng Tuban. Di sana aman-aman saja tapi di media sosial isu ini seolah sudah sangat genting situasinya. Yang tak bisa saya pahami adalah mereka kok sibuk mengurusi urusan lain? Keponya tidak ketulungan. Udah kepo, sok pintar lagi.

Bagaimana menurut Anda?

 

http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-40847262

Kapolres Tuban: Tuban kondusif, Yang Ramai Di Luar Saja. Ternyata Banyak Orang Kepo Bikin Ulah. | admin | 4.5