simple hit counter

Jokowi Must Fall

Selamat malam Batfans…

Jaman dulu waktu kita masih kecil, gimana cara orangtua jaman dulu membuat anak-anak kecil supaya nurut perintah orangtua? Salah satu caranya dengan ditakut-takuti. Sering kali kita mendengar orangtua atau pengasuh menakut-nakuti si anak yang masih kecil dengan hantu, sundel bolong misalnya, supaya gak keluar rumah setelah magrib.

“Ucok, masuk kau ke rumah, sudah magrib ini, nanti kau di culik sundel bolong baru tau kau!” Ujar tetangga saya yang orang Sumatera itu. Si Ucok pun berhenti bermain dan langsung pulang ke rumah, ketakutan diculik hantu. Jaman dulu belum ada parenting yang penting si anak nurut, efektif dan efisien.

Nah yang terjadi saat ini juga sama, orang-orang ditakut-takuti oleh hantu PKI. Untuk apa? Ya sama seperti cerita sundel bolong tadi, supaya nurut kemauan orang yang menakut-nakuti itu tadi. Sejumlah tokoh juga mengatakan bahwa isu kebangkitan PKI itu bohong.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menilai isu komunisme hampir selalu dijadikan permainan politik menjelang 30 September setiap tahunnya. Yasonna pun meminta masyarakat tidak mudah terpancing dengan merebaknya isu tersebut.

“Isu PKI itu kan mimpi di siang bolong. Untuk apa dibangkit-bangkitkan hantu yang sudah mati? Mana ada lagi yang dikatakan PKI,” kata Yasonna

Buya Syafii Maarif menyampaikan pendapatnya soal isu kebangkitan komunisme di Indonesia. Dia mengaku tak percaya kebangkitan itu benar-benar terjadi.

“Apa (isu kebangkitan komunis di Indonesia) itu bukan mimpi di siang bolong. Saya nggak begitu percaya, ndak tahu ya,” kata Buya Syafii saat menemui rombongan dari Humas Polri di masjid Nogotirto

Peneliti utama LIPI, dan pakar sejarah Indonesia Dr Asvi Warman Adam mengatakan, isu kebangkitan PKI yang muncul saat ini merupakan “mimpi di siang bolong”. Pasalnya, berbagai berita, informasi terkait munculnya PKI belum dapat dibuktikan kebenarannya alias hoax.

Lalu kenapa isu kebangkitan PKI ini dihembuskan? Saya sependapat dengan peneliti dari Populi Center, Rafif Pamenang Imawan.

Pengguliran isu ‘hantu komunisme’ jelang peringatan peristiwa G30S atau Gerakan 30 September 1965 dianggap tak relevan lagi dengan kondisi Indonesia kontemporer. Namun, dalam beberapa waktu terakhir ‘hantu komunisme’ atau ‘Kebangkitan PKI’ kerap dihembuskan lagi, bahkan menimbulkan friksi di tengah masyarakat.

Namun, di mata peneliti dari Populi Center, Rafif Pamenang Imawan ada hal lain yang perlu diwaspadai dari kemunculan isu ‘hantu Komunisme’.

“Hantu yang ada sekarang adalah hantu perubahan, bahwa oligarki lama mulai tersisih dari lingkar kekuasaan, dan mulai mencari celah untuk berkuasa pada rezim berikutnya,” kata Peneliti Populi Center Rafif Pamenang Imawan kepada CNNIndonesia.com, Senin

Ada orang-orang lama yang kini tersingkir dari kekuasaan dan sedang mencari celah untuk berkuasa kembali. Tentu kita ingat isu yang sama dulu digunakan oleh Orde Baru untuk berkuasa, apakah cara yang sama sedang digunakan?

Tidak heran juga jika isu soal kebangkitan PKI selalu dihembus-hembuskan oleh kubu yang tersingkir, atau minimal dekat dengan kubu tersebut. Jadi kalau melihat dari mana sumber berita soal kebangkitan PKI, ternyata datangnya dari satu kubu saja. Padahal katanya ada 15 juta orang anggota PKI di Indonesia saat ini, kok hanya mereka-mereka lagi yang melihatnya?

Kayak orang yang nunjuk ke sudut rumah lalu berkata “Eh lo liat gak, ada cewek baju putih, rambutnya panjang duduk disana”. Sementara gak ada satupun orang selain dia yang melihat. “Mana? Kok gue gak liat, ah lo bohong!”

Ketika ditanya dimana PKI-nya? Mereka pun bingung dimana PKI itu, padahal ada 15 juta orang loh katanya. Saya yakin sebenarnya mereka ingin menunjuk ke Presiden Jokowi tapi masih malu-malu karena ya cuman berdasarkan hoax kok.

Semua isu kebangkitan PKI hanya berdasarkan desas-desus. Foto jaman dulu dimana ada orang mirip Jokowi saat acara PKI, lah Jokowi saja umurnya masih minus 6 tahun saat itu. Lagi pula mereka sendiri sering mengatakan wajah Jokowi itu ndeso, lah itukan artinya muka orang kebanyakan, muka orang satu desa, muka pasaran. Ya wajar kalau ada yang mirip, buktinya jaman sekarang aja ada yang mirip Jokowi lalu jadi bintang iklan. Juga tuduhan-tuduhan keturunan PKI pada Jokowi yang gak berdasar lengkap dengan segala cerita rekayasa yang tidak terbukti.

Tujuannya apalagi kalau bukan Pilpres 2019, ini sudah terbaca dengan mudah kok, semua orang juga tahu itu. Termasuk para pembenci Jokowi pun tahu itu, minimal di hati kecil mereka. Tapi kebencian mereka terhadap Jokowi membuat mereka tidak perduli lagi soal mana yang benar dan mana yang salah. Bagi mereka yang penting Jokowi harus kalah.

Kondisi yang ingin mereka ciptakan adalah terbelahnya masyarakat Indonesia menjadi dua kubu, “kelompok anti PKI” dan “pendukung PKI”. Menggunakan desakan massa di lapangan dan hoax yang membanjiri media sosial hal tersebut bisa terjadi, sama persis dengan pilkada yang lalu. Apalagi pembenci Jokowi itu luar biasa cerewetnya.

Kenapa?

Sederhana, Jokowi tidak bisa ditandingi dengan prestasi dan kinerja lawan-lawannya. Citra beliau sebagai pemimpin yang rendah hati, sederhana dan merakyat begitu dicintai oleh rakyat Indonesia. Belum lagi soal kepuasan publik dan tingkat kepercayaan publik.

Jika perhatian publik terbelah menjadi dua kubu dengan isu kebangkitan PKI tadi, maka semua prestasi dan kinerja Jokowi selama ini akan terlupakan, mirip Ahok. Nanti yang ada hanya soal siapa pendukung PKI dan siapa bukan pendukung PKI.

Bagi mereka apapun caranya, Jokowi must fall.

Begitulah kelelawar

sumber:

http://www.beritasatu.com/nasional/436821-peneliti-lipi-isu-kebangkitan-pki-adalah-hoax.html

https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3648613/buya-syafii-sebut-isu-kebangkitan-komunisme-mimpi-di-siang-bolong

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170919074546-20-242624/isu-pki-saat-hantu-lama-bersemi-kembali/

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/09/19/menkumham-isu-pki-untuk-apa-dibangkit-bangkitkan-hantu-yang-sudah-mati

Jokowi Must Fall | admin | 4.5