Jokowi Bangun Infrastruktur di Sumatera, yang Suka Nyinyir Makin Merana
Infrastruktur merupakan tulang punggung ekonomi yang sehat. Maka, “Kerja…kerja…kerja!” adalah ‘ajian’ dahsyat Presiden Jokowi mewujudkan semua itu. Mewujudkan mimpi jadi kenyataan tidak boleh hanya dengan menghayal, tetapi harus dengan bekerja. Malahan harus dengan bekerja keras dan cepat.
Seperti yang sudah pernah saya bahas, ketika orang lain sibuk menghina Jokowi, ia justru sudah sangat sibuk membangun negeri ini dengat amat giat. Pencapaian Jokowi bukanlah pencapaian semu. Butuh kesadaran dan kerendahan hati tingkat tinggi untuk bisa menghargai serta memberi apresiasi terhadap apa yang sudah Jokowi lakukan, bagi mereka yang entah mengapa sangat membenci Jokowi. Mereka mau akui atau tidak itu soal lain, tetapi inilah kenyataannya.
Kita semua sudah tau, Presiden Jokowi sangat senang memperhatikan daerah. Apapun alasannya, maka daerah harus dimajukan, dikembangkan, dibangun. Ini harga mati untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Mambangun dari daerah, atau dari pinggiran, atau dari perbatasan adalah salah satu ‘roh’ nawacita pemerintahan Jokowi. Kali ini saya ajak Anda untuk ‘terbang’ menuju Sumatera. Tidak perlu jadi Superman untuk terbang dan bisa sampai di Sumatera dalam sekejapan mata. Tulisan ini membawa Anda terbang tinggi mengangkasa dan melihat pencapaian Jokowi, dengan hati yang tulus dan bersih.
Ada beberapa proyek infrastruktur besar yang telah dan sementara dibangun di Sumatera. Rupanya Presiden senang melihat atau bahkan menjadi ‘anak medan’ ha ha ha, makanya Sumatera benar-benar dibangun. Horas! Bagi yang mengatakan bahwa tidak ada pencapaian apapun yang dibuat Jokowi selama dua tiga tahun kepemimpinannya, ini tentu adalah salah satu jawaban (obat manjur) untuk mencelikkan kebutaan mata jasmani dan mata nurani Anda. Orang-orang yang terus menerus secara sepihak mendiskreditkan Jokowi dan semua keberhasilannya.
Kita lihat pembangunan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) sepanjang 61.8 KM. Ini adalah jalan tol yang direncanakan dapat menjadi penghubung antara kota Medan, Tebing Tinggi serta Bandar Udara Internasional Kualanamu. Jalan tol megah ini merupakan bagian dari keseluruhan pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera.
Pelaksanaan pembangunan ini sebetulnya sudah dimulai konstruksinya sejak 23 September tahun 2014 yang lalu. Lima seksi dari tujuh seksi jalan tol ini akan segera dioperasikan pada akhir tahun 2017 ini (hingga hari ini tingkat penyelesaian sudah sekitar 90%). Bahkan pada lebaran lalu beberapa seksi telah difungsikan yaitu mulai dari Bandara Kualanamu hingga Sei Rampah. Proyek pembangunan jalan tol ini bahkan masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Nilai investasinya tak kurang dari 1.76 triliun rupiah.
Dengan adanya pembangunan infrastruktur tol ini, maka sudah pasti akses ke banyak tempat menjadi cepat dan lancar terkendali, termasuk dari dan menuju lokasi Danau Toba sebagai bagian dari 10 tujuan wisata prioritas. Lalu, jalan tol Medan ke Parapat yang membentang sepanjang 90 kilometer akan dibuka sepenuhnya pada Desember 2017.
Ini tentu secara logika berpikir, otomatis menyebabkan akselerasi waktu tempuh sepanjang rute Medan -Tebing Tinggi pun menjadi lebih optimal. Bila dalam keadaan normal umpamanya bisa ditempuh dengan 3 jam, lalu biasanya pada musim liburan mungkin mencapai lima jam, pada lebaran dan natalan bahkan kemungkiinan bisa mencapai 10 jam perjalanan, dengan adanya jalan tol ini pasti keadaan akan membaik, bisa lebih cepat 1 jam.
Akses menuju Danau Toba pun akan semakin lancar karena Tol MKTT nantinya tersambung dengan Tol Trans Sumatera sepanjang 143,25 km. Tol tersebut ditargetkan beroperasi pada 2020 dengan masa konsesi selama 40 tahun. Silahkan tengok detailnya di sini https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3551328/mengintip-indahnya-jalan-tol-medan-tebing-tinggi
Pembebasan lahan salah satu ruas tol Trans Sumatera, Pekanbaru-Dumai, sepanjang 131 km saat ini sudah mencapai sekitar 50%. Capaian ini termasuk kemajuan lantaran seluruh seksi kini telah ada lahan yang dibebaskan. Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), seksi III sepanjang 17 km yang menghubungkan Petapahan hingga Kandis Utara menjadi lokasi yang perkembangan paling besar progres pengadaan lahannya, yakni sekitar 80%. Disusul oleh seksi I yang menghubungkan Pekanbaru-Minas sepanjang 9,5 km sebesar 78%. Ruas Pekanbaru-Dumai adalah salah satu yang terpanjang dalam keseluruhan tol Trans Sumatera. Kemudian seksi VI Duri Utara-Dumai sepanjang 25 km sebesar 45%, seksi II Minas-Petapahan 24 km sebesar 37%, dan seksi V Duri Selatan-Duri Utara sepanjang 28 km sebesar 36%. Sedangkan seksi yang paling kecil pengadaan lahannya adalah yang menyambungkan Kandis dan Duri Selatan sepanjang 26 km, yang baru mencapai 12%. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3499737/tol-pekanbaru-dumai-131-km-mulai-pembebasan-lahan-ini-progresnya.
Di samping pembangunan jalan tol, di Medan juga sementara dikebut proyek pembangunan rel kereta api layang (Medan Elevated Railway) untuk melayani jalur Medan – Kualanamu, Medan – Bandar Khalipah. Pembangunan kini telah mencapai lebih dari 70 persen dan diharapkan selesai akhir tahun 2017 ini, atau paling lambat di awal 2018. Sementara untuk pemasangan rel baru akan dilakukan pada 2019 nanti. Proyek ini ditargetkan untuk rampung pada September 2019, dan bisa dinikmati hasilnya oleh orang-orang Medan dengan gembira ria penuh rasa syukur.
Rel layang Medan-Kualanamu dibangun sepanjang 8 kilometer dari Stasiun Medan hingga kawasan Mandala. Rel ini merupakan bagian pembangunan rel ganda Medan-Kualanamu sepanjang 27,7 km yang dibangun sejak tahun 2015. Proyek pembanguan rel kereta api layang ini memiliki nilai investasi sekitar 2 triliun.
Selain membangun rel layang untuk kereta apa, Kota Medan juga tengah mengembangkan angkutan massal light rapid transit (LRT) yang terintegrasi dengan bus rapid transit (BRT). LRT yang terintegrasi dengan BRT ini memiliki nilai investasi pembangunan sekitar Rp 6,4 triliun. Pembangunan diharapkan sudah bisa dimulai pada tahun depan, 2018. Anda bayangkan betapa seriusnya Jokowi membangun daerah. Sentuhan ‘tangan dingin’ Jokowi sudah dirasakan oleh semua provinsi di luar Jawa. Jika masih ada yang nyinyir, mari sama-sama kita ceburkan ke laut supaya mereka cepat-cepat disadarkan dari kenyinyiran yang menggelikan itu.
Kalau tidak ada komitmen pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden Jokowi. Kalau tidak ada keseriusan dan keberpihakan pada daerah, bagaimana mungkin pembangunan daerah bisa menjadi kenyataan? Tidak akan pernah. Semua hanya akan hadir dalam bentuk mimpi indah di siang bolong, dan mimpi buruk di malam gelap. Jadi, bersyukurlah Anda dan saya punya Presiden Jokowi bukan yang lain. Untung saja.
Maka kita juga harus beri apresiasi yang tinggi pada presiden kita ini. Ia tidak peduli tubuhnya semakin kurus karena kerja kerasnya, ia harus selalu turun ke lapangan, pergi ke daerah-daerah, menyambangi mereka yang tinggal di pinggiran dan selama ini terpinggirkan. Ia beri perhatian dan bagikan rasa optimisme yang membara. Dimana-mana Presiden kita ini selalu saja menggaungkan tentang betapa pentinya untuk bersikap optimis, lain tidak. Jauh lebih baik bekerja dengan penuh optimisme daripada nyinyir terus secara optimis seperti orang yang tak lagi punya rasa malu. Serius.
Jadi, kalau Anda punya rasa malu STOP nyinyir, lalu mulailah singsingkan lengan bajumu untuk bekerja bagi negerimu, bagi Indonesiamu. Jokowi sudah bekerja, Anda yang sukanya nyinyir sudah apa? Sudah nyinyir kah? Apakah kerjamu memang dibayar untuk nyinyir doang? Kalau iya begitu, baiklah, untuk berikutnya saya akan dengan penuh kerendahan hati meminta Jokowi tidak lagi memberi hadiah sepeda, tetapi cermin. Benar, cermin buat dipakai ngaca!
Kayu Putih Jakarta,
Subuh dinihari 24 07 2017
- #JokowiUntukIndonesia
- #PencapaianJokowi
- #KeberhasilanJokowi