Jihad FPI Bisa Perburuk Kondisi Rohingya!
Yang mengatakan ini bukan saya. Ini juga bukan hoax dengan tujuan menjelek-jelekkan Front Pembela Islam. Yang mengatakan ini adalah Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, yang menyatakan jihad FPI bisa memperburuk keadaan yang dialami oleh etnis Rohingya dan tentu akan sangat merugikan mereka.
“Saya kira satu persepsi yang keliru, bahkan memperburuk kondisi etnis minoritas muslim Rohingya di sana,”
Sumber : http://www.viva.co.id/berita/nasional/956912-jihad-fpi-ke-myanmar-perburuk-kondisi-etnis-rohingya
Dalam kacamata Usman, persoalan kekerasan terhadap etnis muslim Rohingya di Myanmar merupakan kekerasan yang dilakukan militer Myanmar terhadap warga sipil.
Tim Pencari Fakta untuk Kasus Myanmar, Marzuki Darusman mengatakan, sebaiknya dalam membantu etis Rohingnya tidak dilakukan dengan cara jihad, yang berdampak terhadap warga Rohingya itu sendiri.
“Bahwa masalah yang semestinya merupakan kemanusiaan lalu berubah menjadi masalah politik internasional yang dikaitkan dengan masalah terorisme,”
Myanmar adalah negara yang berdaulat penuh. Jika pun ada masalah di negara tersebut maka hal yang bisa dilakukan Indonesia adalah melakukan misi diplomatik. Secara kasar anggaplah untuk menjembatani dan membujuk junta yang berkuasa, mencari tahu permasalahan yang sebenarnya, serta meredamkan tensi yang ada melalui pendekatan government to government. Dan ini yang bisa melakukan adalah Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri bukan oleh FPI. Tindakan ini sudah dilakukan. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, sudah bertolak ke Myanmar dan juga Bangladesh, negara yang bertetangga dengan Myanmar dan menjadi salah satu tujuan penduduk Rakhine mengungsi.
Mengapa Bangladesh juga perlu didekati secara diplomatik? Meski negara Muslim namun Bangladesh juga menolak masuknya etnis Rohingya dan sempat menyatakan mendukung tindakan Myanmar. Tentu ada hal yang mendasari mereka mengambil keputusan ini.
Tujuan FPI adalah ingin melakukan jihad. Dalam konteks mereka tentunya jihad adalah ikut berperang secara langsung. Lah FPI itu siapa? Mereka juga bukan pasukan militer resmi negara melainkan gerombolan militan yang suka bertindak sok heroik dan kadang ‘kebablasan’. Kalaupun harus ada intervensi secara militer untuk stabilisasi keamanan di Rakhine maka yang maju adalah TNI baik AL, AD, maupun AU. Itu pun pengirimannya tidak bisa seenaknya sendiri seperti mau mengirim paket melalui ekspedisi. Harus ada perintah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai tentara keamanan bersama negara-negara lain.
Masuk akal menurut saya kalau FPI nekat, alih-alih memperbaiki keadaan mereka sepertinya justru akan menambah panas kondisi di sana. Dan bisa-bisa Indonesia pun tidak diterima lagi oleh Myanmar dan ujung-ujungnya kita akan gagal untuk membantu mewujudkan perdamaian di sana. Siapa korbannya? Ya tetap saja penduduk di daerah konflik baik itu muslim Rohingya maupun lainnya.
Pihak berwenang otorita Myanmar dan Bangladesh juga selama ini mengatakan bahwa kekerasan di Rakhine diakibatkan terinspirasi oleh Islam ekstrem yang mendukung Rohingya. Kita tahu bahwa dalam berbagai pemberitaan, terutama soal Pilkada DKI Jakarta lalu, citra FPI di mata internasional juga merupakan kelompok Islam radikal. Kalau saya sih nggak masalah andai FPI diperangi junta militer di sana, lumayanlah mengurangi pentol korek di negara ini, tapi kenyataannya secara kemanusiaan ini akan sangat merugikan rakyat Rakhine. Dan kalau FPI kena apa-apa oleh junta militer Myanmar ujung-ujungnya yang disalahkan mereka adalah Presiden Jokowi yang dianggap gagal melindungi warganya. Lah salah sendiri ngotot mau ke sana, siapa elu?
Lantas bantuan apa yang bisa kita berikan ke mereka? Bantuan kemanusiaan. Kalau mau membantu bantulah dengan menyumbang untuk kesehatan, pangan, dan tempat mereka mengungsi untuk sementara waktu. Plus lagi awasi segala pembukaan sumbangan yang mengatasnamakan Rohingya. Saat ini banyak sekali penggalangan dana dilakukan termasuk di jalan-jalan, semua berjudul “Save Rohingya”. Pastikan dana itu memang akan disalurkan melalui saluran yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan, bukan malah lari ke kantong-kantong yang lain.
Baca Juga:
“satu-satunya syarat untuk kejahatan menang adalah orang baik tidak melakukan apa-apa” (Edmund Burke).