Hebat! Gubernur Sumbar Ciptakan Rekor Dunia, “Kepala Daerah yang Menciptakan Pantun Terbanyak”

(ANTARA /Iggoy el Fitra)
Sebagai seorang manusia adalah sebuah kebanggan kalau kita bisa mendapatkan sebuah apresiasi karena kemampuan kita. Bahkan, kita akan sangat bangga kalau hal tersebut adalah sebuah apresiasi dan kebanggaan diberikan karena profesi dan jabatan kita. Ada sebuah kebanggaan yang lebih.
Itulah mengapa meski kita tidak pernah, dan tidak akan mungkin juga, menguasai banyak hal, satu apresiasi dan penghargaan akan sangat membanggakan kita. Itulah juga yang saya pikir menjadi sebuah kebanggaan, ketika Sandiaga Uno mendapatkan rekor blusukan ke 1.000 titik dari MURI. Sandiaga merasa ad sebuah kebanggaan menerima penghargaan tersebut.
Lalu apakah itu sebuah kebanggaan yang pantas dibanggakan?? Tentu saja secara umum, kebanggaan tersebut tidak akan begitu punya nilai karena kesannya dibuat hanya demi Sandiaga sendiri. Artiannya, tidak ada saingan dalam upaya mendapatkan penghargaan tersebut.
Hal yang sama juga baru-baru ini, dengan bangganya dirasakan oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, yang baru saja mendapatkan sebuah penghargaan dari MURI. Penghargaan tersebut adalah sebagai “Kepala Daerah yang Menciptakan Pantun Terbanyak”.
Entah berapa pesertanya yang ikut, tetapi MURI mengklaim bahwa dalam hasil peneliian mereka Irwan terbukti menjadi “Kepala Daerah yang Menciptakan Pantun Terbanyak”. MURI, sudah melakukan pengecekan terhadap kepala daerah lain yang mungkin juga pernah membuat banyak pantun, salah satunya melalui Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia.
“Rekor ini bukan nasional, tetapi rekor dunia,” kata tim MURI Andre, saat menyerahkan penghargaan, di Padang, Minggu (20/8/2017).
Gubernur Irwan sendiri merasa sangat senang atas prestasi ini. Dan dia mengatakan membudayakan pantun merupakan salah satu keinginannya dan sesuai juga dengan nilai-nilai budaya daerah. Dia juga berharap budaya itu hidup pada generasi muda, salah satunya dengan menggelar kegiatan dan lomba berkaitan dengan pantun.
“Kita berharap budaya ini bisa hidup di jajaran Pemprov Sumbar,” kata dia.
Senang sih mendengar beliau yang terhormat ini dapat penghargaan seperti ini. Tetapi saya tetap merasa bahwa penghargaan seperti ini kurang berkelas jika melihat statusnya sebagai seorang kepala daerah. Apa sih yang bisa dibanggakan dan diharapkan dari seorang kepala daerah dengan kemampuannya menghasilkan puisi paling banyak sedunia??
Judul penghargaannya saja sangat eksklusif dan menurut saya tidaklah akan mungkin dipecahkan oleh kepala daerah lain di dunia ini. Bahkan di Indonesia pun, tidak akan mungkin rasanya para kepala daerah bersaing demi mendapatkan apresiasi dan penghargaan seperti ini. Para kepala daerah lebih mau berjuang mendapatkan penghargaan sesuai dengan kemampuannya sebagai kepala daerah.
Apa saja itu?? Sebuah penghargaan seperti dapat Adipura, penghargaan sebagai kepala daerah yang birokrasinya paling bersih, pelayanan publiknya paling bagus, dan juga misalnya memiliki fasilitas pelayanan publik yang sangat bagus. Kalau hanya mendapatkan penghargaan “Kepala Daerah yang Menciptakan Pantun Terbanyak”, kok rasanya kurang begitu greget yah.
Kurang begitu gregetnya karena penghargaan ini sama saja seperti sebuah apresiasi bagi mantan Presiden SBY sebagai Presiden Indonesia yang paling banyak punya album lagu. Tetapi kalau ditanya apa apresiasi dan penghargaan sebagai seorang pemimpin, maka tidak banyak yang bisa kita temukan. Hal-hal yang tidak baik yang saat ini malah banyak yang dikemukakan oleh publik dan media.
Karena memamng tidak ada satu pun apresiasi dan karya pembangunan dan birokrasi yg jadi ciri khas seorang pemimpin negara yang dilakukannya. Malah yang ada orang ingat candi hambalang daripada keberhasilan-keberhasilan lainnya. Hal yang menurut saya, juga akan disematkan kepada Gubernur Irwan.
Jika SBY diingat sebagai Presiden paling banyak buat album, maka Gubernur Irwan sebagai kepala daerah yang paling banyak buat pantun. Mungkin saingannya Gubernur Irwan ini adalah Tifatul Sembiring yang kalau mau bisa saja mendapatkan penghargaan sebagai “Menteri Paling banyak membuat pantun”. Lah doa di sidang umum MPR saja dia buat pantun jenaka.
Miris memang kalau melihat apresiasi yang didapatkan seorang kepala daerah yang didapatkannya bukanlah karena kemampuannya sebagai kepala daerah. Rekor MURI ini tidak menunjukkan bahwa Gubernur Irwan adalah seorang kepala daerah yang punya karya dan skill kepemimpinan sebagai seorang kepala daerah.
Apalah yang dibanggakan kalau nantinya ketika dia tidak jadi kepala daerah lagi orang mengingatnya sebagai “Kepala Daerah yang Menciptakan Pantun Terbanyak”?? Kalau harimau mati meninggalkan belangnya, gajah mati meninggalkan gadingnya, maka seharusnya kepala daerah diganti meninggalkan karyanya. Dan itulah AHOK.
Salam Menyedihkan,