Good Job Pak Jokowi, Harga Semen Papua Turun Dari 2 Juta Jadi 500 Ribu
Saya dulu pernah mengulas sedikit tentang Papua, sebuah wilayah yang identik dengan kehidupan yang tertinggal dari wilayah lainnya di Indonesia. Selama hampir 72 tahun Indonesia merdeka, Papua hanya disentuh oleh pembangunan seadanya, kalah jauh dengan pembangunan di Pulau Jawa. Mungkin inilah bentuk diskriminasi yang paling sering diterima Papua, seperti dianaktirikan. Wilayah ini seperti tidak diprioritaskan ketimbang wilayah lain.
Akan tetapi semua ini berubah setelah Jokowi menjabat sebagai Presiden. Jokowi menyadari pembangunan tak bisa hanya terpusat di Jawa saja, tapi juga harus merata di luar Pulau Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Hasilnya tampak jelas dengan pembangunan infrastruktur seperti bandara, pelabuhan, jalan, pembangkit listrik, pos lintas batas dan lainnya. Jokowi membangun dengan mendobrak sistem Jawa-sentris seperti yang dilakukan pemerintah dulu.
Kurangnya infrastruktur di Papua membuat hampir semua harga barang sangat mahal. Contohnya dulu harga BBM bisa mencapai 50.000 hingga 100.000 Rupiah. Harga semen bisa mencapai 2 juta Rupiah per sak. Gila gak? Karena itulah Jokowi seperti menjadi pemuas lapar dan haus yang telah dirasakan masyarakat Papua selama berpuluh tahun. Setidaknya ada 6 proyek infrastuktur kelistrikan yang sedang progres dan ditargetkan pada 2019 seluruh kawasan Papua akan diterangi listrik.
Salah satu terobosan lainnya adalah jalan Trans Papua yang akan menjadi titik balik perekonomian di sana. Dulu sebelum ada jalan, medan yang ditempuh untuk meuju ke sebuah tempat sangatlah sulit. Kadang harus pakai jalur udara sehingga tak heran harga-harga barang di sana sangat mencekik leher. Dengan adanya jalan Trans Papua, pendistribusian dan logistik akan lebih mudah sehingga bisa menekan harga. Infrastruktur adalah kuncinya dan Jokowi sedang membuatkan kuncinya.
Dan satu lagi berita menggembirakan. Seperti diberitakan detik.com, pemerintah mengurangi harga semen di wilayah pegunungan Papua hingga menjadi Rp 500 ribu per sak ukuran 50 kg. Harga baru ini diumumkan oleh Bupati Puncak Jaya saat meluncurkan semen dengan harga baru tersebut. Dulu saking mahalnya harga semen, kebanyakan kontruksi bangunan dan perumahan kebanyakan menggunakan kayu.
Dengan penurunan harga semen ini diharapkan dapat setidaknya membuat pembangunan di sana lebih gesit. Kayu tak bisa terus diharapkan karena terkait dengan hutan. Sampai kapan hutan bisa bertahan kalau kayu terus dipakai. Meski 500 ribu masih dirasa mahal, setidaknya penurunan 1,5 juta sudah sangat luar biasa. Penurunan 75 persen ini sudah mantap meski diharapkan bisa diturunkan lagi kalau bisa mendekati harga semen di wilayah lain di luar Papua. Masyarakat sana pasti sudah menunggu hari tersebut tiba.
Terobosan Jokowi yang lain adalah mampu menurunkan harga kebutuhan pokok hingga 200 persen berkat kebijakan tol udara, transportasi barang menggunakan pesawat yang biayanya disubsidi pemerintah. Sekali lagi good buat Pak Jokowi. Meski masih butuh waktu lama untuk mengubah Papua seperti yang sangat diimpikan masyarakat sana, tapi apa yang dilakukannya sekarang sudah sangat mantap. Meski perjalanan masih panjang, setidaknya sudah ada progres ke sana. Bahkan kalau mau jujur, apa yang dilakukan Jokowi ini sudah melebihi apa yang dilakukan pemerintahan terdahulu terhadap Papua.
Jadi bagi yang bilang Jokowi dengan segala macam fitnah dan nyinyiran, lebih baik baca ini. Dan jujur tanyakan pada diri sendiri, dari sekian banyak presiden terdahulu, presiden mana yang paling perhatian pada Papua dan wilayah lain di luar Pulau Jawa? Hanya orang sakit hati dan dengki yang tidak bisa menjawab ini. Hanya pasukan sumbu pendek yang tak bisa membuka mata melihat kenyataan ini. Semua pulau dapat jatah pembangunan infrastruktur. Ini fakta, bukan hoax seperti yang sering dibuat pasukan sumbu pendek karena tak punya bahan fakta.
Mati kita dukung Pak Jokowi meneruskan berbagai pembangunan infrastruktur supaya Indonesia makin maju, bila perlu lanjut lagi hingga periode kedua biar hasilnya lebih maksimal. Kalau sudah ada yang terbukti, kenapa tak diberi kesempatan untuk melanjutkan? Tutup saja telinga terhadap ucapan beberapa orang yang mengatakan Jokowi otoriter dan diktator. Kalau otoriter, kenapa Papua lebih diperhatikan ketimbang dulu? Kalau diktator, percayalah pasukan sumbu pendek sudah punah dari dulu. Tak ada kesempatan buat teriak seperti orang kesetanan.
Bagaimana menurut Anda?
https://m.detik.com/finance/industri/d-3595848/hore-harga-semen-di-papua-turun-dari-rp-2-juta-jadi-rp-500-ribu