simple hit counter

Anies-Sandi Silahturahmi Akbar Dengan Tim Relawan, FPI Salah Satunya, Menang SARA Terbukti!

Suasana acara silaturahim relawan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2017).(KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA )

Tidak ada yang kebetulan dan tidak ada yang salah kalau mau disebutkan mengapa ada pertemuan tim relawan Anies-Sandi dengan tim relawannya hari Minggu (13/8/2017) dikaitkan dengan pertemuan sebelumya antara Presiden Jokowi dengan para relawannya. Mungkinkah memang benar ada kaitannya??

Bisa iya bisa juga tidak. Tetapi kalau ada disinggung masalah Anies Baswedan menjadi Presiden dalam acara tersebut, maka tidak salah juga kalau akhirnya pertemuan ini dikaitkan dengan hal tersebut. Kalau saya menilainya, Anies-Sandi mau tiru-tiru pertemuan Presiden Jokoi dengan relawannya.

Tetapi jelaslah beda pada akhirnya kalau kita melihat siapa saja yang hadir. Kalau relawan Jokowi yang hadir adalah kelompok-kelompok jelas, maka relawan yang hadir pada silahturahmi Anies-Sandi ada beberapa yang tidak jelas. Tidak jelas disini dalam artian relawan yang tidak jelas tujuan keberadaannya.

Siapa saja relawan Anies Sandi yang hadir dan termasuk yang tidak jelas tersebut?? Mereka adalah Forum Betawi Rempug (FBR), Front Pembela Islam (FPI), Forum RT/RW, Relawan Melawai, Relawan Cicurug, Bang Japar (Kebangkitan Jawara dan Pengacara), hingga Gerakan Pemuda Ka’bah.

Diantara yang tidak jelas ini, yang paling tidak jelas adalah Front Pembela Islam (FPI). FPI ini dalam kategori penilaian saya adalah partai yang paling sangat juara ketidakjelasannya. Nama ormas pembela Islam tetapi kelakuan jauh dari nilai-nilai Islam yang luhur. Bukannya mendatangkan kedamaian dan ketenangan, malah yang ada adalah kerusuhan dan angkara.

Kehadiran FPI ini semakin memperjelas bahwa Politik SARA itu bukanlah isapan jempol dan bualan para pendukung Ahok. Kalau sudah FPI menjadi seorang relawan, maka politik SARA akan terjadi. Hal ini pun semakin memperjelas bahwa kemenangan ANies-Sandi adalah kemenangan karena SARA.

FPI memang menjadi ormas paling getol dan sangat keras menentang mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (AHOK). Bahkan mereka saat Ahok menjadi Gubernur menolaknya dan melantik gubernur tandingan yang hingga saat ini tidak jelas bagaimana nasibnya.

FPI akan melakukan apa saja, termasuk bermain SARA untuk menjegal Ahok. Alasannya bukan sejatinya mereka memang melaang pemimpin non muslim, melainkan karena mereka tidak suka Ahok yang menghentikan uang masuk mereka dari perkerjaan meminta uang keamanan dan juga hibah atau bansos dari pemprov DKI.

Itulah mengapa mereka ini sangat tidak suka Ahok dan mati-matian menjegalnya. Lalu mati-matian mendukung Anies Baswedan karena adanya janji dapat jatah APBD. Anies pun sudah mengungkapkan keinginannya untuk memberikan bantuan kepada ormas-ormas melalui APBD. Dan FPI salah satu yang akan dapat bagian.

Pilkada Jakarta memang menjadi sebuah sejarah yang tidak akan mudahnya dilupakan dan mungkin saja tidak akan bisa dilupakan meski kalender berganti. Pilkada Jakarta adalah sebuah sejarah yang tidak akan bisa dilupakan dan menjadi sejarah sebagai Pilkada paling SARA. Bahkan pilkada paling mencekam karena mayat pun sampai diancam.

Semua ini tidak lepas dari andil FPI dalam gerakan GNPF yang mereka buat untuk menjatuhkan Ahok sebagai seorang penista agama. Mereka bahkan berhasil menipu umat Islam lainnya untuk berdemo pada aksi 212. Aksi yang menurut mereka dihadiri 7 juta orang. Aksi yang hanya terjadi sekali dan setelah itu tidak lagi.

212 kini memang tinggal nama saja. Kalau setiap aksi membawa-bawa nama 212, maka jumlahnya tidaklah lagi banyak. Karena yang hadir pada akhirnya adalah orang-orang yang masih setia kepada FPI dan kroni-kroninya. Sedangkan yang lain sudah kembali ke jalan yang benar.

Tim Anies-Sandi kini tidak akan bisa lagi membantah keterlibatan SARA dalam kemenangan mereka. Kehadiran FPI dalam pertemuan dengan relawan tersebut adalah bukti tidak terbantahkan adanya SARA dalam usaha memenangkan Anies-Sandi. Dan usaha itu memang pada akhirnya berhasil.

Pilkada pada akhirnya menjadi ajang memilih karena agama, bukan karena kemampuan seseorang untuk memimpin sebuah daerah. Kalau sudah begitu, maka kemampuan tidaklah lagi perlu dijadikan pembanding karena apapun yang dikemukakan akan lenyap karena sosok tersebut adalah seorang non muslim.

Pemikiran-pemikiaran seperti inilah yang membuat negara ini tertinggal jauh dari India dan Cina yang meredeka sebagai negara setelah Indonesia merdeka. Mereka sudah berpikir ke angkasa, kita masih memikirkan bumi itu bulat atau datar. Sangat jauh terti nggal.

Akhirnya saya ucapkan, selamat atas kemenangan SARA-nya Anies-Sandi. Selamat kembali ke jaman onta.

Salam SARA.

Anies-Sandi Silahturahmi Akbar Dengan Tim Relawan, FPI Salah Satunya, Menang SARA Terbukti! | admin | 4.5