simple hit counter

Amien Rais – Zulkifli Hasan: Dua Wajah PAN, Berbeda Tapi Satu Tujuan

Menarik rasanya melihat perwajahan Partai Amanat Nasional (PAN) di tengah konstelasi politik Indonesia terkini. Partai yang dinahkodai Zulkifli Hasan itu seperti sedang manampilkan dua wajah berbeda. Di satu sisi, PAN tampil sebagai sosok kritis, reformis, galak, dan oposan, yang getol menantang dan menentang kebijakan pemerintahan Jokowidodo. Wajah PAN ini direpresentasikan secara sempurna oleh Amien Rais, dedengkot partai yang kini duduk di kursi Ketua Majelis Kehormatan PAN.

Di sisi lain, PAN memperlihatkan wajah akomodatif, netral,  tetapi syarat dengan manuver politik, sehingga terkesan oportunis dan mencla-mencle. Wajah PAN seperti ini mewujud dalam sosok Zulkifli Hasan, Ketua PAN yang juga Ketua MPR-RI.

Akan jauh lebih menarik jika kita menyaksikan bagaimana dua tokoh PAN ini mengejawantahkan wajah ganda PAN itu dalam sikap dan pernyataan politik mereka di ruang publik.  Keduanya seperti sedang bermain watak dengan peran berbeda. Permainan watak Zulkifli dan Amien ini menjadi sangat mencolok ketika berhadapan dengan kebijakan dan keputusan politik Jokowi.

Zulkifli Hasan terus meyakinkan Jokowi kalau PAN masih solid mendukung pemerintah. Satu pernyataan yang sebenarnya sulit dipercaya karena apa yang dinyatakan Zulkifli berbeda dengan fakta yang terjadi di lapangan. Dalam satu atau dua keputusan penting, PAN justru memilih posisi berseberangan dengan pemerintah. Yang paling nyata adalah ketika rombongan wakil rakyat PAN melakukan aksi walk out berjemaah menolak pengesahan UU Pemilu 2017 terkait Presidential Threshold 20-25 persen. Sikap politik yang aneh, karena sebagai partai koalisi seharusnya PAN berdiri di barisan para pendukung Undang Undang ini. Tapi Zulkifli lagi-lagi tampil menyelamatkan muka partainya yang dicap mencla-mencle. Diam-diam ia ‘menyelinap’ menemui Jokowi dan kembali menegaskan kalau PAN tetap solid mendukung pemerintah. 

Begitulah Zulkifli. Ia seperti agen partai yang sedang berusaha keras mengambil hati Jokowi di tengah sikap para koleganya di DPR yang terang-terangan memunggungi pemerintah. Tapi dengan begitu Zul seolah membawa pesan penting kepada Jokowi tentang dualisme di tubuh partai yang dipimpinnya itu. Dan memang itulah yang ditangkap publik sekarang. Sebab di lain sisi, terdapat Amien Rais, Ketua Majelis Kehormatan yang terus menerus memperlihatkan sikap berseberangan dengan pemerintahan Jokowi. Lihat saja apa kata Amien Rais menanggapi terbitnya Perppu No 2 Thn 2017 tentang pengaturan ormas.

“Ini sudah mengabaikan masyarakat. Perancang perppu ini mengidap islamofobia, program pertama HTI, kemudian FPI, siapa tahu nanti yang lain-lain,” tutur dia.

“Sekalipun Perppu sudah diumumkan, kalau bisa, ditolak DPR karena berbahaya. Saya khawatir kesabaran umat tidak tertahankan. Mereka akan bergerak,” ungkap Amien.

Amien Rais memang piawai meramu kata-kata. Pernyataannya seperti amunisi yang dimuntahkan dari senjata kaliber M-16. Selalu ada dua ujung dari pernyataan yang tercetus dari mulut seorang Amin Rais. Ujung pertama adalah klaim definitif. Ia mengklaim perancang Perppu No 2 Thn 2017 sebagai pengidap islamofobia. Ujung lain dari pernyataan ini adalah provokasi; provokasi terhadap umat islam untuk bangkit melakukan perlawanan terhadap pemerintah yang dikesankan Amien sebagai anti islam.

sejak Jokowi dilantik menjadi Presiden, ia menganggap kebijakan Jokowi banyak yang terasa kurang simpatik pada sebagian kalangan umat Islam.

Mari kembali kepada permainan watak Zulkifli Hasan dan Amien Rais. Jika ditafsir secara harafiah, perbedaan sikap dua tokoh ini mengesankan adanya dualisme sikap politik PAN terhadap pemerintahan Jokowi. Tapi benarkah demikian? Benarkah Zulkifli Hasan dan Amien Rais tidak sehati dan sepikir menyikapi setiap kebjiakan pemerintah? Hati-hati memaknai ‘sampul’ politik dua pentolan PAN ini. Sebab patut diduga Amien Rais dan Zulkifli Hasan sedang memainkan sebuah strategi cantik dalam rangka mengamankan posisi PAN.

Strategi cantik itu mungkin bisa digambarkan seperti berikut: Amien Rais terus menggebuk Jokowi untuk menarik simpati kelompok masyarakat yang tidak suka dengan gaya kepemimpinan serta kebijakan-kebijakan sang presiden. Amien Rais menggebuk Jokowi untuk menarik simpati kelompok sakit hati. Oleh Amien Rais mereka diidentifikasi sebagai umat islam yang terzolimi, ormas-ormas korban keputusan dan kebijakan politik Jokowi semisal Perppu larangan ormas Radikal.

Amien menjadikan Perppu No 2 Thn 2017 sebagai justifikasi terhadap stigma anti islam pada Jokowi. Stigma negatif itu terus-menerus disampaikan dengan harapan mampu membakar sentimen primordial umat islam di seluruh Indonesia. Ingat, kebohongan yang disampaikan secara intens dan dengan penuh keyakinan, lambat laun akan diterima sebagai kebenaran. Dengan sedikit manipulasi data, kebogongan yang disulap jadi kebenaran akan dijadikan sebagai kebenaran mutlak.

Sikap politik Amien Rais tentu saja membawa keutungan bagi PAN. Setidaknya kelompok-kelompok yang sakit hati terhadap pemerintahan Jokowi menemukan payung baru untuk berlindung. Ormas-ormas berbendera Islam yang dikepret Jokowi dengan Perppu pengaturan ormas menemukan oase dalam diri Amien Rais.

Lalu bagaimana dengan Zulkifli Hasan? Mungkin terlalu naif bila menyebut politisi yang satu ini sebagai sosok oportunis. Tapi manuver politiknya beda-beda tipis dengan karakter seorang oportunis. Perlu dicatat, Zulkiflilah yang menarik gerbong PAN masuk jalur koalisi pemerintah. Sebagai imbalannya PAN mendapatkan 1 kursi di kabinet kerja. Jokowi juga menarik mantan ketua PAN Soetrisno Bachir menjadi Kepala Komite Ekonomi dan Industri Nasional. Walaupun pengangkatan Soetrisno Bachir tidak mutlak sebagai imbalan atas kesediaan PAN mendukung pemerintahan Jokowi. Karena pada sejak Pilpres 2014 Soetrisno memang mendukung pasangan Jokowi-JK, meski PAN mengusung Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Ketika ditanya mengenai alasan ketidakberpihakannya kepada Hatta Rajasa yang notabene adalah Ketua Umum PAN saat ini, Sutrisno mengaku sudah tak lagi terlibat dalam politik praktis.

“Saya kan sudah keluar dari partai, sehingga saya independen,” ujar Sutrisno.

Di bawah kendali Zulkifli Hasan PAN eksis di kancah perpolitikan nasional. Ia merapat ke kubu pemerintahan dan kecipratan sentimen positif terhadap pemerintahan Jokowi yang memang sedang dielu-elukan masyarakat. Bukan mustahil, inilah motif di balik sikap politik Zulkifli yang tetap meràpat ke Jokowi meski tidak sinkron dengan laju gerak mesin politiknya.

Jadi sudah paham kan apa yang sedang dilakukan Amien Rais dengan Zulkifli? Mereka  memang berbeda. Tapi tujuan mereka satu: MENYELAMATKAN PAN dari keterpurukan. PAN enggan keluar dari koalisi, tapi segan menggertak kelompok-kelompok yang terang-terangan anti pemerintahan Jokowi.

Salam kiplimin!

Artikel terkait:

https://news.detik.com/berita/3559351/amien-rais-perppu-ormas-ini-langkah-jokowi-yang-fatal

http://nasional.kompas.com/read/2017/05/21/05582631/19.tahun.reformasi.9.kritik.amien.rais.untuk.jokowi?page=all

http://news.detik.com/berita/2625013/ini-alasan-sutrisno-bachir-dukung-jokowi-jk

Amien Rais – Zulkifli Hasan: Dua Wajah PAN, Berbeda Tapi Satu Tujuan | admin | 4.5