simple hit counter

Ahok Lakukan Penyelamatan Seratusan Miliar Dari Proyek Simpang Susun Semanggi. Yang 58% Masih Buta Juga?

kompas.com

Kali ini, masih dalam rangka pembahasan mengenai Ahok, karena saya akan kembali menulis artikel mengenai simpang susun Semanggi. Akhirnya simpang susun Semanggi sudah diuji coba dan sudah dinyatakan layak dilintasi. Sehingga masyarakat Jakarta akan bisa menggunakan jalan ini mulai tanggal 17 Agustus 2017 saat peresmian. Dengan kehadiran simpang susun Semanggi, diharapkan kemacetan dapat dikurangi hingga 30 persen.

Mari kita bahas mengenai biayanya. Kalau dikatakan butuh triliunan, mungkin orang-orang akan percaya dan tidak mempermasalahkan. Tapi tidak dengan simpang susun Semanggi. Menurut penuturan Gubernur DKI Jakarta Djarot, anggaran awal pembangunan Simpang Susun Semanggi menghabiskan dana Rp 500 miliar. Cukup murah untuk ukuran jalan layang melingkar sepanjang 1,6 kilometer? Tapi Ahok malah marah.

“Untuk membangun itu perencanaan awal habis Rp 500 miliar. Kemudian Pak Ahok marah, suruh hitung ulang, tunjuk yang bagus konsultannya, desainnya,” kata Djarot (kompas.com). Setelah dihitung ulang, proyek Simpang Susun Semanggi ini rupanya hanya menghabiskan dana sekitar Rp 360 miliar. Berarti ada penghematan sebesar 140 miliar Rupiah. Jumlah tersebut bukan kecil tapi lumayan besar. Andai saja Ahok tak marah, rasanya uang 140 miliar bakal raib sia-sia.

Nah, dana yang tersisa tersebut lalu digunakan untuk membangun jalur pedestrian (pejalan kaki) atau trotoar dan ducting yang berfungsi untuk menyimpan kabel-kabel utilitas sehingga tidak merusak trotoar dan tak perlu lagi membongkar trotoar kalau di masa mendatang ada perbaikan kabel. Pokoknya proyek ini top markotop lah, dan juga dihiasi dengan lampu yang menyala di malam hari sehingga kelihatan cantik.

Mari kita lihat apa yang sudah dilakukan Ahok. Ahok sudah berulang kali melakukan penghematan anggaran. Mungkin bagi sebagian orang, apalagi yang bermental koruptor, akan mengatakan Ahok pelit. Ahok tidak pelit dan wajar pelit, merekalah yang terlalu rakus makan uang. Bayangkan kalau bukan Ahok yang menjabat, saya rasa anggaran tidak butuh 500 miliar, tapi lebih, bila perlu triliunan. Buat apa? Ah, jangan pura-pura bodoh lah, macam nggak tahu aja.

Kalau bukan Ahok yang menjabat, saya rasa anggarannya akan diambil melalui APBD. Tapi di tangan Ahok, ini tak perlu terjadi, dan ini adalah penghematan yang sangat luar biasa. Ini hanya satu proyek lho, bayangkan berapa banyak proyek di Indonesia, dan kalau semua pejabat seperti Ahok, bayangkan berapa banyak penghematan yang bisa dilakukan? Sayang Indonesia masih belum seberuntung itu.

Indonesia masih banyak pejabat yang bermental berlawanan dengan Ahok. Tuh kasus korupsi adalah contoh yang paling dekat. Sudah capek tiap hari dengar ada pejabat yang diciduk saat OTT? Sudah lelah dengan mereka yang terbukti korupsi dan dipenjara bahkan rasanya tidak habis-habis? Negara ini masih banyak orang-orang yang terlalu rakus. Bukan hanya rakus, ketika ada orang tidak rakus, mereka yang rakus ini merasa terganggu dan langsung menyingkirkannya.

Seandainya saja semua pejabat jujur dan berdedikasi seperti Ahok, negara ini mungkin sudah maju jauh. Terlalu banyak tikus yang menghambat kemajuan negeri ini. Dan lucunya, masih banyak pula yang tidak menyadari ini, lebih memilih bodoh dengan termakan isu-isu yang dilontarkan para tikus ini. Coba jawab deh, pejabat mana yang berani ribut-ribut dengan anggota dewan karena anggaran dimark-up. Masih lupa dengan anggaran UPS yang satu biji seharga miliaran?

Orang lain mungkin pura-pura bego tak mau tahu. Tapi Ahok rela ribut untuk menyelamatkan uang tersebut agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Simpang susun Semanggi yang tidak pakai APBD saja masih bisa diselamatkan sekian ratus miliar, apalagi uang rakyat yang jumlahnya triliunan. APBD DKI Jakarta sebesar 72 triliun, lho. Hitung sendiri pakai kalkulator.

Nyatanya, masih banyak yang buta dengan ini. Mereka ini lebih memilih yang lain hanya karena satu aspek yang terlalu konyol. Sudah bersusah payah berjuang, tapi usahanya masih tidak dianggap. Mungkin sudah nasib, bahwa banyak orang masih mau dibodohi oleh segelintir orang. Nasibmu lah nak. Kata saya, rugi besar. Dikasih yang baik, yang tulus bekerja, yang rela marah-marah kalau duit rakyat diembat, eh malah nggak mau. Malah pilih yang, yah sudahlah, capek aku ngomongnya, apalagi membahas yang itu-itu lagi.

Bagaimana menurut Anda?

 

http://megapolitan.kompas.com/read/2017/07/28/15114171/djarot–anggaran-awal-proyek-semanggi-rp-500-miliar-bikin-ahok-marah

 

Ahok Lakukan Penyelamatan Seratusan Miliar Dari Proyek Simpang Susun Semanggi. Yang 58% Masih Buta Juga? | admin | 4.5