simple hit counter

Kirim Saja Mereka!

Setelah euphoria tentang peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke 72, sosial media penuh dengan berita yang cenderung menyebar gambar-gambar hoax mengenai konflik yang terjadi di Rohingya. Yang terbaru adalah ajakan untuk melakukan aksi tanggal 6 september 2017 yang di selenggarakan bersama oleh FPI, PA 212, FUI, GMJ, Aliansi Ormas dan Ormas lainnya yang rencananya akan dilaksanakan di Bundaran Hotel Indonesia dengan tuntutan :

  • Usir Dubes Myanmar dari Indonesia
  • Stop Hubungan diplomatik
  • Kirim pasukan Garuda ke Myanmar

Sedikit menyelusuri kebelakang mengenai cerita Rohingya di Indonesia :

  • Pada 2009 pengungsi Rohingya terdampar di Sabang dan Kuala Idi, Aceh Timur
  • Februari 2011 sebanyak 129 manusia perahu asal Rohingya juga terdampar di peraian Pidie
  • Di bulan Februari 2009 setelah 129 orang terdampar sebelumnya diselamatkan, kembali ditemukan 198 orang pengungsi Rohingya dan diselamatkan setelah terombang-ambing selama 21 hari dilaut tanpa logistik di perairan Kuala Idi, Aceh
  • Pada Februari 2012 terdapat 54 orang wargs etnis Rohingya dari Myanmar yang terdampar di Kabupaten Aceh Utara dan kemudian di tampung oleh pemerintah setempat.
  • Pada 10-11 mei 2012 ditemukan 572 imigran gelap asal Myanmar dan Bangladesh yang ditemukan di Selat Malaka, kawasan pantai Seuneudon, Aceh Utara provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Para imigran di tampung oleh pemerintah daerah setempat, walaupun menurut pengakuan sebagian besar imigran tersebut bertujuan bekerja di Malaysia bukan Indonesia.
  • Pada 12 Mei 2012 dua orang imigran yang berasal dari rombongan warga muslim Rohingya terdampar di Pantai Idi Cut, Darul Aman, Aceh Timur provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
  • Pada Februari 2013 sebanyak 119 orang etnis Rohingya terdampar di perairan Aceh Utara

Dan masih banyak lagi kasus-kasus yang sama yang terjadi hingga kini dan semuanya di tampung oleh pemerintah setempat. Bahkan ada peristiwa yang menjadi catatan penting keberadaan mereka.

Bahkan pada September 2015 terdapat sebuah kasus pemerkosaan terhadap 4 dari 6 orang pengungsi wanita Rohingya yang kabur dari penampungan guna menemui suadaranya yang datang dari Malaysia. Akibat kasus tersebut para pengungsi menggembok area penampungan dan mengusir para pengurus di area penampungan. Namun ketika di minta divisum hanya 1 dari 4 orang yang mengaku diperkosa yang pada akhirnya tidak ditemukan bukti pemerkosaan oleh kepolisian. Kerusuhan sempat terjadi di tempat penampungan, Aceh sempat menjadi sorotan hanya karena suatu kebohongan.

Pada april 2013 terjadi kerusuhan antara pengungsi Myanmar yang beragama Budha dengan pengungsi Rohingya yang terjadi di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan, Sumatera Utara. Pengungsi Myanmar beragama Budha kalah jumlah dan mengakibatkan 8 orang meninggal dunia.

Dari hal-hal diatas kita dapat menyimpulkan bahwa cerita Rohingya ini sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Yang menjadi pertanyaan adalah :

  • mengapa hebohnya di Indonesia baru hari ini disaat pemerintah baru saja menangkap dan memproses aktor-aktor dibalik isu SARA yang tergabung dalam SARACEN?
  • Dari dulu sudah difasilitasi oleh pemerintah, namun mengapa sekarang komitmen pemerintah dalam membantu dipertanyakan?
  • Mengapa dibangun persepsi bahwa pemerintah tidak peka?

Menjadi sebuah tanda tanya yang besar yang kita tahu jawabannya. Saya menjadi teringat oleh tantangan perang yang disampaikan seorang pengacara terduga penasehat SARACEN yang saat ini sedang melaksanakan ibadah Umroh ( kalau pulang, kalau tidak pulang berarti kabur).
Dan yang paling lucunya dari aksi yang akan dilaksanakan tersebut adalah himbauan untuk mengirimkan pasukan Garuda. Kalau mengirmkan pasukan ke Aceh, Bali, atau wilayah lain di Indonesia adalah mudah, lain halnya mengirimkan pasukan ke negara orang. Tujuan dan jalurnya mesti jelas karena menyangkut kedaulatan suatu negara.
Pemerintah dituduh dalam situasi darurat utang namun disi lain diminta mengirimkan pasukan yang secara tidak langsung memerlukan biaya yang tidak sedikit, lucu bukan?

Negara dituduh darurat utang namun senang melakukan aksi ditempat umum yang mengakibatkan kerugian secara ekonomi, aneh tidak?

Untuk itu saya punya solusi, Bagaimana jika mereka yang merasa pemerintah tidak peka, yang suka sebar gambar hoax seperti mantan menteri yang katanya mau nyalon di pilgub Sumut dan menghimbau pengiriman pasukan itu dikirim saja kesana? Setuju gak kk?

Disana memang terjadi pertikaian sejak dahulu namun penggiringan opini yang terjadi saat ini di negeri tercinta mengerikan.
Tujuannya Apa?
Mari Lawan!!!

Jika ingin membaca tulisan saya yang lain klik tulisan dibawah :

Terkadang

Pembangunan Berkeadilan

Teruntuk Dinda

Kirim Saja Mereka! | admin | 4.5