Jonru Bukan Tuhan, Tolong Dicatat
Jokowi Itu Manusia
“Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah adalah ash-Shamad (Penguasa Yang Maha Sempurna dan bergantung kepada-Nya segala sesuatu)”(QS al-Ikhlaash:1-2)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS 49:11).
Jika sudah Allah SWT Tuhan semesta alam yang mengatakan, apa yang bisa kita lakukan selain menafsirkannya secara cermat kemudian mengaplikasikannya sebaik mungkin dalam hidup. Secara sadar akal untuk memahami perintah-perintahnya, secara semangat fisik untuk terus menjalankan perintah-perintahnya.
Dalam satu suratnya sebagaimana yang saya tuliskan diatas menyebutkan bahwa manusia itu bergantung, bergantung kepada siapa? Bergantung kepada Allah SWT sebagai sang pencipta. Dialah penguasa yang sempurna sesungguhnya, tidak ada satu penguasa di dunia ini yang bisa sempurna layaknya Allah. Penguasa yang dimaksudkan mencakup secara luas dari segala bidang kehidupan.
Pada pengantar diatas saya juga menyebutkan tentang larangan untuk mengolok-olok, larangan untuk mempermainkan nama baik seseorang. Jadi sebelum zaman modern seperti sekarang pun, dizaman Rasulullah Muhammad SAW umat islam sudah terjangkit penyakit mengolok-olok. Dan Allah jelas sekali menentang perbuatan itu, Allah sama sekali tidak mengijinkan umat muslim untuk melakukan itu.
Terus terang saya muslim
Saya amat meyakini sekali bahwa apa yang diturunkan Allah SWT dan Rasulnya Muhammad SAW adalah benar, saya meyakini bahwa islam adalah agama benar, saya meyakininya dan berusaha sebaik mungkin dalam taraf relatif manusia untuk berusaha jadi hamba yang baik (tanpa berniat mengecilkan keyakinan orang lain)
Karena saya meyakini bahwa islam benar maka saya sangat meyakini bahwa apa yang sudah diturunkan Allah SWT kepada kami umat muslim adalah hal yang benar, yang patut kami perjuangkan, kami laksanakan dalam kehidupan sehari-hari agar kami mendapati diri sebagai status orang yang bertakwa. Dengan begitu saya berusaha menyadari bahwa Jokowi adalah manusia biasa dimana Presiden Jokowi juga tergantung kepada Tuhan, dia bukan Tuhan yang tidak pernah salah. Jadi sudah sewajarnya saya memberikan suport apabila benar dan memberikan saran kritik secara sehat apabila beliau salah, itu menurut saya sebagai muslim dan rakyat yang benar. Bukan malah mengoloknya diluar batas akal sehat.
Jujur sekali saya sangat ngeri melihat ucapan Jonru didalam ILC ketika mendapat pertanyaan dari bapak Akbar Faizal, saya tidak perlu mengutip ucapannya baik itu dari Youtube maupun dari media karena sudah sangat viral sekali di media manapun.Ucapan yang saya maksud adalah ketika Bapak Akbar Faizal Tanjung bertanya tentang fitnah Jonru kepada ibunda Jokowi dan Jonru mengatakan itu bukan penghinaan. Dan Jonru pun masih sempat mengatakan bahwa dia tidak takut diciduk polisi, keesokannya dia masih sempat melakukan pembelaan diri melalui fanspage facebooknya. Silahkan buka sendiri fanspagenya dan tolong dibaca, saya sudah malas membaca fanspage orang itu.
Ada dua hal yang sangat saya sayangkan dari peristiwa ini :
1. Bagi orang yang belum sepenuhnya paham apa itu islam akhirnya bisa menjadi apatis atau antipati terhadap islam hanya dikarenakan oleh orang-orang macam Jonru ini. Negara kita Indonesia memiliki keberagaman dalam segala aspek kehidupan, saya sangat takut saya dibenci semua saudara-saudara saya hanya dikarenakan mereka mempersepsikan islam adalah Jonru dan Jonru sudah dipastikan keislamannya. Padahal belum tentu
2. Bagi para pengikut setianya yang kesetiaannya tanpa disertai dengan pertimbangan akal sehat dan kepribadian sebagai pertimbangan, saya saya takut mereka akan semakin menjadi taklid buta tanpa lagi memilah-milah apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Dikhawatirkan mereka langsung menerima segala hal yang diucapkan Jonru sebagai sumber kebenaran, ini jelas sangat berbahaya sekali bagi umat islam sendiri.
Saya sangat setuju sekali dengan ucapan mas Alifurrahman dalam tulisannya kemarin yang menyatakan bahwa : Jika saya menjadi Jokowi dan ibunda saya dibegitukan maka saya sudah pukuli orang tersebut didepan saya hingga pingsan (terdapat penambahan dan pengurangan tanpa bermaksud mengurangi substansi isi)
Sangat benar apa yang dikatakan oleh mas Alif, Jonru ini sudah sangat keterlaluan ketika mengatakan bahwa asal-usul Jokowi tidak jelas dan perbedaan umur Jokowi dan ibundanya hanya terpaut 10tahun. Ketika ditanya mana sumbernya dia hanya bisa mengatakan bahwa semua orang juga membicarakan itu. Stop, kebenaran tidak selalu apa yang menjadi pemikiran banyak orang. Kebenaran adalah apa yang sesuai dengan realitas kebenaran itu sendiri. Karena kebenaran bukan punya golongan, kebenaran itu dimiliki oleh kenyataan kebenaran itu sendiri.
Pelajaran yang kita ambil adalah, Presiden Jokowi adalah manusia biasa. Sekalipun Presiden dia sama seperti kita, dia juga makan, dia juga butuh tidur, dia juga butuh ketenangan, kenyamanan, butuh keluarga yang tenang dan seterusnya. Tidak semestinya para pengkritik memberikan kritik yang keterlaluan dan melebihi batas, sekalipun memberikan kritik diatur bebas dinegara ini tapi tidak serta merta menjadikan kita sebagai pribadi yang memberikan kritik sebebasnya kepada para penguasa tanpa filter.
Sanksi Bagi tukang Fitnah dan Larangan untuk Hoax
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang-orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali cambukan, dan janganlah kamu terima kesaksian yang mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nuur: 4]
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al Isra:36)
Sudah sangat jelas pada surat diatas bahwa seorang muslim sangat dilarang keras termakan hoax dan melakukan hoax, jujur kalau berbicara masalah Saracen saya tidak butuh MUI ataupun ILC untuk membuktikan saracen halal atau haram. Bagi saya sudah amat jelas apa yang sudah dikatakan oleh Allah SWT dalam suratnya sekalipun terkait teks dan konteks yang berbeda.
Pelajaran dari segala yang saya tulis ini tentunya juga harus memberikan pelajaran kepada saya hendaknya berhati-hati dengan ucapan, hendaknya berhati-hati dengan segala informasi. Karena ucapan orang lain merupakan informasi bagi kita, ucapan kita merupakan informasi bagi orang lain.
Jangan sampai kita termakan hoax dan jangan sampai kita menjadi sumber hoax bagi orang lain. Naudzubillah
Untuk Jonru, mungkin jidat dan jenggot saya tidak se seksi anda. Tapi biar pembaca yang menyimpulkan tulisan siapa yang lebih seksi.
Semoga bermanfaat
Terima kasih