Masya Allah! Buni Yani Marah-marah, Mengeluarkan Sumpah Serapah
“Kalau saudara ingin memastikan kalau betul-betul saya yang memotong (video). Kalau saya memotong video itu, taruh Al Quran, saya bersumpah langsung, saya dilaknat Allah saat ini juga. Tapi kalau saya tidak melakukan (memotong atau mengedit video) kalian yang dilaknat Allah.”
_Buni Yani ketika Marah-marah di Dispusip_
Kisah Buni Yani sejak awal memang sudah bikin jijik. Masih lebih menarik kisah Rizieq. Pasalnya, walau sudah jadi tersangka kasus chat mesum, dia tidak mengabaikan ibadah umrah. Bahkan tercatat di media sebagai umrah terpanjang. Nah, dibanding Rizieq, Buni Yani memang kalah. Bukannya rajin ibadah umrah malah jualan mug. Masya Allah, bukan? Pantas saja tidak cepat-cepat dapat hidayah dan inayah hingga bawaannya malah marah-marah.
Kejadian Buni Yani marah-marah ini terjadi di tengah persidangan lanjutan kasusnya. Bahkan, menurut pantauan Kompas.com, si Buni tidak hanya marah-marah.
Ya, terdakwa pelanggaran UU ITE, Buni Yani ngamuk di dalam persidang yang digelar di Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Bandung, Jalan Seram, Kota Bandung, Selasa (29/8/2017). Ngamuk, untung tidak melempar mug, Cak… Kebayang tidak gigi Buni kalau ngamuk? Habib Rizieq saja mungkin bisa terganggu ibadah umrahnya kalau sempat membayangkan posisi gigi Buni Yani pas mengamuk.
Konon, amukan ini bermula saat penasehat hukum menghadirkan Ramli Kamidin. Dialah penulis buku Kami Melawan ‘Ahok Tak Layak Jadi Gubernur’. Kehadiran saksi Kamidin sebenarnya bertujuan untuk menjadi saksi yang meringankan Buni Yani. Dari judul buku yang ditulis sudah sangat jelas posisi yang dipilih Kamidin.
Kisahnya, Setelah menjawab pertanyaan majelis hakim dan penasihat hukum, Ramli Kamidin kemudian dicecar pertanyaan oleh tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) seputar pengetahuannya soal beredarnya video Ahok dengan durasi panjang dan pendek.
“Saksi tahu tidak ada video berdurasi pendek yang 30 detik,” tanya salah seorang anggota JPU kepada Ramli.
Belum sempat Kamidin menjawab, Buni Yani langsung main sambar dengan interupsi bernada tinggi. Soalnya, ia mengaku keberatan dengan pernyataan JPU yang dinilainya cenderung memojokkan dirinya. Tanpa memperhitungkan posisi giginya, Buni pun berkata dengan nada tinggi, “Keberatan Pak Hakim, anda menuduh saya.”
Ternyata, lengkingan Buni Yani memecah keheningan ruang sidang. Majelis Hakim M Saptono pun berupaya menghentikan perdebatan yang sengit itu. Praktis, Ramli pun hanya mampu diam terpaku di tengah ruang persidangan.
Menyimak amarah Buni Yani yang sudah melewati ubun-ubunnya, jaksa pun berusaha menghentikan amarah Buni.
“Anda jangan marah-marah. Izin yang mulia, saya ingin mengonfirmasi kepada saksi apakah mengetahui apa isi video yang berdurasi pendek dan yang panjang.”
Alih-alih amarah Buni kembali ke ubun-ubun, emosi Buni justru kian memuncak hingga meledak menjadi sumpah serapah. Supaya kemarahan, sumpah dan serapah terlihat sesuai syari’ah, Buni Yani pun melibatkan Al Quran.
“Kalau saudara ingin memastikan kalau betul-betul saya yang memotong (video). Kalau saya memotong video itu, taruh Al Quran, saya bersumpah langsung, saya dilaknat Allah saat ini juga…”
Entah ada Al Quran atau tidak yang ditaruh, karena dalam perkembangan, Buni justru memukulkan lembaran berkas ke meja. Padahal, dia Sudah siap dilaknat Allah SWT. Hanya saja, kesiapan Buni mendapat laknat Allah juga tidak sepenuhnya ikhlas. Mengingat, dia masih punya kata-kata penuh amarah berikut ini:
“Tapi kalau saya tidak melakukan (memotong atau mengedit video) kalian yang dilaknat Allah.”
Luar biasa nafsu amarah Buni Yani setelah meminta Al Quran ditaruh di tengah persidangan. Semoga tidak ada maksud menistakan Al Quran, ketika Kitab suci dilibatkan dalam kemarahannya. Mengingat, Ahok yang meminta masyarakat Kepulauan Seribu supaya ‘jangan mau dibohongi pakai surat Al Maidah 51’ saja dianggap menodai agama. Padahal waktu itu Ahok tidak sedang marah-marah. Tapi, ahsu!dahlah…
Memang, secara logika sebenarnya ada yang aneh dalam persidangan tersebut. Kitab suci Al Quran hingga diajak Buni Yani untuh marah-marah dan mengucapkan sumpah serapah, memohon laknat Allah. Kitab suci semestinya dipakai untuk berbuat kebajikan, eh ini diajak untuk mendukung amarah dan sumpah serapah. Masya Allah. Orang kok hobinya nyampah. Wah, wah, wah… Buni, Buni, mbok ya sudah.
Referensi:
http://regional.kompas.com/read/2017/08/29/14262041/amarah-buni-yani-meledak-di-persidangan#page1