Andi Arief Curiga Korupsi Dirjen Hubla Untuk Pilpres, Apakah Karena Jaman SBY Begitu??
Semakin hari semakin aneh dan liar saja para penyebar berita hoax dan tuduhan sampah tidak berdasar bertebaran di media sosial. Meski baru saja ditangkap ketua dan koordinator kelompok Saracen, bukan berarti berita hoax berhenti begitu saja. Apalagi kelompok penyebar berita hoax dan ujaran kebencian tumbuh subur di era reformasi ini.
Pada jaman Soeharto hal-hal seperti ini akan dibredel dan dimatikan, maka kebebasan saat ini malah menimbulkan efek buruk. Efek buruknya adalah kebebasan yang kebablasan dan tidak ada etikanya. Karena itu, pembatasan dan aturan yang tegas perlu dilakukan supaya tidak ada keliaran opini yang merusak dan memecah belah.
Dtangkapnya para pelaku penyebar berita hoax dan ujaran kebencian yang berkali-kali dilakukan memang belum memberikan efek jera, selain karena hukumannya tidak lama, mereka-mereka ini dipelihara oleh para lawan politik. Salah satunya yang memelihara mereka ini adalah Partai Demokrat dengan koordinator utama Andi Arief.
Andi Arief bahkan tidak malu menunjukkan dirinya sedang bersama para penyebar berita hoax, penghin Presiden tersebut. Malah seperti menantang dan menyebut kebebasan sedang dipasung oleh Pemerintahan Jokowi. Padahal, aturan perundang-undangan sudah jelas mengatur mengenai kebebasan yang dibatasi dalam UU ITE.
Tetapi namanya orang yang masih hidup dalam imajinasi jaman Soeharto, Andi Arief seperti merasa senang kalau mengalami pertentangan dengan kekuasaan. Dia sampai lupa kalau kekuasaan saat ini tidaklah seperti kekuasaan Soeharto. Tetapi karena merasa terobsesi dan ada sensasi nikmat melawan kekuasaan, Andi Arief terus menyerang dengan fitnah yang keji.
Baru-baru ini, Andi Arief kembali melakukan tudingan memfitnah dana korupsi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono. Menurut khayalannya, Andi menyebut bahwa dana korupsi tersebut akan digunakan untuk kepentingan Pilpres.
Saya tidak percaya Dirjen Hubla korupsi untuk bantu gereja, saya curiga itu pengumpulan Dana pilpres. KPK harus telusuri.
Tudingan Andi Arief ini sangatlah keji. Bagaimana mungkin, dia berpikir bahwa dana korupsi tersebut adalah usaha pengumpulan dana untuk pilpres. Apa dasar Andi Arief?? Karena sangat jauh kalau mau membayangkan hal tersebut.
Pernyataan Andi ini tentu membuat kita jadi bertanya-tanya. Mengapa bisa punya pikiran seperti itu?? Apakah Andi sudah sangat memahami modus korupsi seperti ini untuk dapat logistik Pilpres?? Mungkinkah ini modus yang dipakai oleh mereka saat SBY masih menjdi Presiden dan Partai Demokrat berkuasa??
Aneh rasanya kalau Andi Arief punya pikiran licik dan kotor seperti ini kalau lah tidak pernah melihat dan bahkan melakukan aksi seperti ini. Kalau memang benar hal seperti ini dilakukan, wajar saja kalau tudingan bahwa keluarga SBY menerima banyak persenan selama 10 tahun ada benarnya. Setidaknya kekayaan AHY yang 15 miliar patut dicurigai.
Andi Arief mungkin tidak sadar, kalau kecurigaannya ini malah berbalik menimbulkan kecurigaan di kubu mereka. Kubu yang janjinya “kalatakan tidak pada(hal) korupsi”. Kecurigaan Andi Arief ini akan menjadi sangat wajar kalau kenyataan bahwa kubu Demokrat melakukan aksi yang sama. Kalau tidak, maka itu hanyalah sebuah khayalan.
Tetapi karena Andi Arief pasti sangat serius dengan tudingan ini, maka kita juga akan sangat serius dengan kenyataan bahwa Andi Arief sudah tahu dan mungkin saja berpengalaman dalam hal ini. Tidak tertutup kemungkinan memang Andi Arief termasuk pelaku yang melakukan strategi terima suap melalui dirjen untuk biaya Pilpres.
Kalau mau kita bebas dari fitnah dan tudingan seperti yang disampaikan oleh Andi Arief dan teman-temannya yang tukang fitnah, maka tidak ada jalan lain selain mencyduk mereka. Tetapi apakah alasan seperti ini cukup untuk mencyduk Andi Arief?? Kalau dalam pandangan saya sebenarnya cukup, tetapi bisa jadi Andi ini tidak akan ditangkap.
Alasannya yang paling memungkinkan adalah karena Andi ini pasti akan senang ditangkap dan kembali menikmati sensai dan megalomania ditahan oleh kekuasaan. Andi Arief ini menurut saya adalah orang yang sepertinya kecanduan diteror oleh kekuasaan. Seperti narkoba model baru yang membuatnya kecandun dan sering menyerang kekuasaan. Walau kali ini serangannya penuh dengan fitnah.
Jadi, apakah yang harus dilakukan untuk orang-orang seperti Andi Arief?? Kalau menurut saya harus segera dicyduk. Dan biarkan dia menikmati kegilaannya saat ditangkap oleh rejim Soeharto di penjara. Daripada dibiarkan bebas tetapi terus menyebarkan fitnah dan berita hoax. Bagaimana dengan anda??
Salam Cyduk.