Fadli Zon Temui Rizieq Tersangka Sex Chat di Arab, Jokowi dan Polisi Dipermalukan!
Sulit bagi kita tentunya untuk menerima fakta bahwa seorang wakil ketua DPR menemui seorang tersangka yang terjerat dengan kasus chat porno, imam besar FPI, Rizieq Shihab. Ini adalah bentuk merendahkan hukum Indonesia. Kehadiran Fadli Zon ke sana sama sekali tidak mewakili rakyat. Rakyat ingin Rizieq ditangkap dan hukum harus tetap dijalankan.
Pengusutan kasus yang mulai kendor, membuat publik bertanya-tanya dan tetap penasaran. Apalagi dengan digantikannya Kapolda, membuat pengusutan ini terkesan kendor. Apakah di dalam pergantian Kapolda, ada manuver-manuver senyap yang dilakukan oleh internal partai maupun kepolisian? Apakah Rizieq sehebat itu untuk tidak tertangkap.
Apakah Rizieq sehebat itu sehingga polisi harus jauh-jauh datangi dirinya ke Arab. Bukankah membawa Rizieq pulang lebih murah ketimbang mendatangkan penyidik ke Arab? Inikah permainan yang terjadi? Tersulut emosi saya ketika melihat Fadli Zon, manusia yang saya anggap najis, berfoto dengan nasi kebuli bersama Rizieq Shihab. Inilah bentuk ultimate dari sebuah pelecehan hukum. Hukum Indonesia diinjak-injak oleh wakil rakyat dan ulama cabul.
Kedua orang ini tidak layak ada di Indonesia. Jika Fadli Zon pulang pun, ia tidak akan lagi mendapatkan simpati rakyat. Maka tidaklah berlebihan jika kita melihat bahwa apa yang dilakukan Fadli Zon, merupakan tindakan merendahkan institusi polisi dan langsung menyerang kedaulatan negara Indonesia.
Bukan hanya merendahkan polisi, secara simbolis, Fadli Zon juga merendahkan Presiden Joko Widodo. Ternyata isu terbaliknya bendera Indonesia, merupakan pengalihan untuk kehadiran Fadli Zon ke Arab menemui tersangka kasus sex chat, Rizieq Shihab yang dijunjung tinggi. Maka tidak heran jika pada akhirnya, publik lebih tertarik membahas bendera ketimbang Rizieq. Memang kasus RIzieq ini melelahkan, karena sudah hampir setahun menjadi pembahasan.
Isu yang tidak seksi ini, dibuat seksi kembali oleh Fadli Zon, dengan kunjungannya. Keberadaan mereka berdua, tidak lebih dari sebuah keberadaan sebuah benalu bangsa. Emosi yang terkuras karena kasus yang dibuat oleh kader partai Gerindra, dan ulama yang tersangkut sex chat, tentu tidak menyehatkan badan. Kedua orang ini terkesan bebas dari hukum, mereka bisa mempermainkan hukum di Indonesia, sebebas-bebasnya.
Dengan demikian, apa yang sebenarnya dilakukan oleh Fadli Zon adalah mempertontonkan bahwa polisi dan Jokowi tidak mampu menarik Rizieq pulang. Inilah yang sebenarnya menjadi strategi licik untuk merendahkan harga diri bangsa. Dengan begitu, kepercayaan publik terhadap Jokowi dan polisi, turun drastis. Lantas apakah jokowi diam?
Saya rasa, Jokowi dan polisi yang mengetahui hal ini, akan bertindak lebih represif. Ini adalah prediksi saya, entah benar entah salah. Namun orang seperti Jokowi, bisa terlihat dingin, sekaligus bergerak dalam senyap. Secara intelektualitas, saya yakin bahwa jokowi jauh melampaui mereka berdua.
Dua orang yang mempermainkan hukum, sudah waktunya dihukum. Sudah saatnya Indonesia terbebas dari seluruh aksi-aksi intoleransi yang dikomandoi oleh Rizieq. Ingatkah para pembaca Seword bahwa ulama yang tersangkut kasus sex chat ini pernah menghina Ahok dengan sebutan kutil babi?
Sekarang siapa yang menjadi kutil babi yang sesungguhnya? Jawaban sudah sangat jelas. Siapa yang menista agama, sebenarnya pun sudah jelas terpampang di hadapan kita. Apakah benar Ahok menista agama? Atau ini hanyalah penggiringan opini dari sayap kiri yang sudah mulai rontok?
Jika mereka dibiarkan berkeliaran bebas di luar negeri, tentu lama-kelamaan, strategi mereka akan berhasil, yakni merendahkan harga diri Jokowi. Maka sebagai publik awam, kami meminta agar segera RIzieq ditangkap. Bukan hanya dia, namun orang-orang yang mendukung keberadaannya di sana harus juga dipenjara.
Jangan biarkan Indonesia dikuasai oleh intoleransi! Jangan biarkan para onta menguasai negeri kita. Kita ini Indonesia, negara yang memiliki harga diri. Indonesia harus kuat, Indonesia harus menunjukkan kedaulatannya.
Jokowi harus tegas, atau memang pada akhirnya, Indonesia diinjak-injak oleh segerombolan onta. Kami terus dukung Jokowi untuk menegakkan keadilan. Maaf jika saya membawa-bawa Jokowi. Karena memang jelas, apa yang dikerjakan oleh Fadli Zon dan Rizieq, jelas-jelas sedang mempermalukan harga diri bangsa, khususnya di bidang hukum.
Betul kan yang saya katakan?
Jika pembaca ingin melihat dan menikmati buah pemikiran saya yang lainnya, silakan klik link berikut: