22 Wilayah Nikmati Harga BBM Seperti Di Jawa, Target 150 Wilayah Hingga 2019, Waraskah Jokowi Dibilang Diktator?

Liputan6.com
Saya pikir hanya Papua saja yang menikmati fasilitas BBM satu harga. Ternyata banyak juga yang merasakan berkah ini. Awalnya BBM satu harga ini saya ketahui saat Jokowi menginginkan harga BBM di Papua setara dengan di Pulau Jawa. Papua selama puluhan tahun terkesan dianaktirikan, mulai dari pembangunan yang lambat hingga harga-harga barang yang mencekik leher. Contohnya adalah harga BBM yang bisa mencapai lebih dari Rp 50.000 per liter.
Dan sekarang sudah ada 22 wilayah yang kini dapat menikmati BBM murah. Ini adalah bukti komitmen pemerintah dalam menerapkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini juga menunjukkan bahwa pemerintah terus bekerja bukannya cuma omdo (omong doang). Jokowi merealisasikannya dengan meminta menteri ESDM menerbitkan peraturan menteri BBM satu harga pada BBM jenis premium dan solar. Angkat topi.
Seperti diberitakan liputan6.com, ke 22 wilayah tersebut adalah wilayah yang masuk dalam kategori daerah terdepan, terluar dan tertinggal tersebar di Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Kalimantan Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara. Dengan letak wilayah seperti itu wajar kalau selama ini harga BBM meroket tak terkendali.
Minimnya infrastruktur adalah faktor utama, di mana BBM kadang harus diangkut lewat udara. Terbayang kan bagaimana susahnya? Infratruktur jalan adalah kuncinya di masa depan. Mirisnya ada satu wakil ketua DPR yang bilang infrastruktur jalan tak berdampak bagi masyarakat. Tidak waras atau lagi ngantuk? Petunjuk buat Anda, orang ini yang bilang korupsi adalah oli pembangunan. Benar-benar kacau, sama sekali tak pernah merasakan jadi orang yang tinggal di wilayah dengan infrastruktur jalan yang minim.
Dengan adanya lembaga penyalur resmi terkait Program BBM Satu Harga, harga BBM di masyarakat menjadi hanya Rp 6.450 per liter untuk Premium dan Rp 5.150 per liter untuk Solar, tidak lagi harus membeli dengan harga kadang mencapai Rp 100.000. Dan hebatnya pemerintah tidak berhenti hingga di sini, karena pemerintah menargetkan pengoperasian 150 lembaga penyalur hingga 2019, masing-masing 54 titik pada 2017, 50 titik pada 2018, dan 46 titik pada 2019.
Saya kadang salut dengan penduduk yang harga BBM-nya selangit, beda dengan penduduk kota yang harga BBM naik Rp 1000 saja sudah seperti orang kebakaran jenggot, hingga demo bakar ban dan lempar batu. Di pedalaman dan pinggiran, warganya entah sudah berapa lama bertahan dengan harga BBM yang selangit. Kadang lucu juga di mana penduduk kota protes kenaikan harga BBM yang tak seberapa, tapi rokok dan pengeluaran lain tidak dipermasalahkan. Aneh ya.
Kesimpulannya pemerintah sudah bekerja keras untuk mewujudkan itu semua, dan beberapa di antaranya sudah menunjukkan hasil. Satu lagi bukti nyata Jokowi kerja bukan cuma omdo dan prihatin doang tanpa melakukan sesuatu. Bagi yang mengatakan pemerintah otoriter dan diktator, mungkin bisa melihat bukti ini dan meralat ucapannya.
Sungguh, hanya kedengkian dan kebencian yang memungkinkan seseorang menuding pemerintah seperti itu. Justru pemerintah sangat memperhatikan mereka. Justru kita harus tanyakan ini ke pemerintah sebelumnya, kenapa dulu tidak melakukan apa yang dilakukan Jokowi? Kenapa harus ada Jokowi baru bisa terwujud BBM satu harga? Siapa yang sebenarnya pilih kasih? Sudah paham maksud saya?
Kalau pemerintah diktator dan otoriter, sudah pasti wilayah pinggiran tak akan diurus, biar tewas sekalian. Tapi nyatanya tidak, kan? Mereka malah diperbaiki taraf hidupnya, meski masih banyak yang harus dibenahi. Setidaknya sudah ada tindakan nyata, bukan hanya berwacana akan ini akan itu tapi realisasi nol. Apa yang dilakukan Jokowi ini setidaknya membuktikan dia masih sayang dengan penduduk wilayah lain ketimbang pemerintah sebelumnya.
Bagi yang masih ngeyel, coba tanyakan pemerintah sebelumnya bisa begini tidak? Satu pertanyaan ini sudah cukup untuk bungkam mereka yang sinis dan nyinyir. Kalau masih ngeyel juga, apalagi dengan alasan basi dan murahan, berarti pejuang sumbu pendek detected.
Bagaimana menurut Anda?
http://m.liputan6.com/bisnis/read/3062005/22-wilayah-kini-bisa-nikmati-harga-bbm-seperti-di-pulau-jawa