simple hit counter

Setelah Gaji Honor Tidak Dibayar, Ketua DPD Demokrat Sumut Pecat Kasek Tanpa Alasan Yang Jelas

Tragedi yang menyedihkan di Upacara Peringatan hari Kemerdekaan RI-ke72 terjadi di Pantai Danau Toba Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara (Sumut), hanya karena persoalan peralatan Marching Band yang tidak dapat mengiringi lirik lagu dengan baik karena terjadinya kerusakan pada salah satu alatnya.

Akibat peristiwa ini pun, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun Sumut harus jadi “Korban” dengan diberhentikan mendadak.

“Upacara peringatan hari kemerdekaan ke-72 tahun Republik Indonesia (RI) seharusnya menjadi momen perayaan yang mengembirakan bagi seluruh rakyat indonesia, berbeda di Simalungun Bupati JR Saragih yang juga ketua DPD Demokrat Sumut justru menggunakan momen ini mencopot Kepala SMP Negeri 2 Parapat.

Pasalnya adanya laporan dari orang tua siswa yang mengatakan kalau peralatan Marching Band milik SMP N 2 Parapat, Kecamatan Girsang Sirpangan Bolon, Kabupaten Simalungun, sudah 10 tahun tidak diganti”.

”Ini tidak benar, masa sudah sepuluh tahun peralatan tidak diganti. Ada dana BOS yang bisa dimanfaatkan untuk menggantinya, ” kata JR Saragih seusai kegiatan pelaksanaan upacara 17 Agustus di Parapat kamis (17/8/2017).

Ditambah lagi protokoler sekolah tersebut bertekak (adu argumen) dengan orang tua siswa dan juga Bupati Simalungun. Langsung saja, Bupati Simalungun yang juga Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara (BaCagubSu), JR Saragih, memerintahkan agar Kasek tersebut diganti.https://siantarnews.com/simalungun/politik-pembangunan-simalungun/momentum-peringatan-hut-ri-ke-72-bupati-copot-kepala-smp-negeri-2-parapat/

Menanggapi persoalan tersebut, Abu Sofyan Siregar selaku anggota DPRD Simalungun dari fraksi PDI Perjuangan kepada wartawan mengatakan, bahwa dana BOS itu keperluannya untuk keperluan sekolah bukan untuk membeli alat marching band.

Dana BOS keperluannya untuk keperluan sekolah dan bukan untuk peralatan marching band. Dan selaku anggota DPRD Simalungun, dia berharap agar kepala sekolah tidak dicopot karena dinilai tidak beralasan.http://www.hetanews.com/article/104560/saat-hut-ri-bupati-simalungun-copot-jabatan-kepsek-smpn-2-parapat

Tenaga Honorer Setahun Tak Gajian

Puluhan guru honorer yang melaksanakan aksi di depan kantor DPRD Sumut Jl Imam Bonjol, Medan benar-benar kesal dengan Bupati Simalungun, JR Saragih.

Selain menunda enam bulan gaji mereka, JR Saragih juga melakukan pemecatan sepihak terhadap para guru.

“Jadi Bupati saja sudah kejam seperti ini. Kalau nanti jadi calon Gubernur Sumut, mau gimana lagi. Gak usah lah kita pilih,” ucap seorang guru yang duduk di dekat pagar masuk kantor DPRD Sumut.

Wanita berambut ikal yang mengenakan kemeja putih itu memperlihatkan kekesalannya dengan meminta sejumlah masa aksi untuk mencoret poster bergambar wajah JR Saragih.

Para pendemo yang diantaranya mahasiswa lantas menyulut api rokok ke poster wajah Bupati Simalungun itu.

“Coret saja wajahnya itu. Tega sekali tidak membayar gaji kita. Padahal kita kerja dengan hati yang tulus,” ungkap sejumlah guru.

Dari pantauan Tribun, selepas melakukan orasi hampir setengah jam, perwakilan guru kemudian digiring ke gedung DPRD Sumut. Di sana, perwakilan anggota DPRD Sumut mengajak para guru berdialog.

Untuk mengantisipasi adanya kericuhan, polisi tampak berjaga di depan pintu masuk kantor DPRD. Polisi menutup gerbang dan membuat barikade agar situasi amanhttp://www.tribunnews.com/regional/2017/04/26/guru-honorer-tak-akan-pilih-jr-saragih-jika-nyalon-gubernur

Rekor MURI, JR Pecat 100 Kasek Serentak

Mungkin preistiwa ini menjadi peristiwa terbesar selama negeri ini ada, dimana Bupati Simalungun yang juga ketua DPD Demokrat Sumut, DR JR Saragih SH MM berhentikan 100 (Seratus) Kasek serentak.

JR Saragih, Bupati Simalungun menyampaikan bahwa dirinya memecat 100 kepala sekolah di Kabupaten Simalungun dari berbagai tingkat pendidikan karena menilai kinerja kepala sekolah yang bersangkutan tidak bagus.

“Hari ini saya pecat 100 kepala sekolah yang tidak becus bekerja. Termasuk kepala sekolah yang meminta kembali hadiah laptop yang diberikan oleh Panglima TNI pada siswa. UPTD Kecamatan Dinas Pendidikan yang terlibat juga saya pecat,” ujar JR Saragih.

Pemecatan ini kata JR Saragih adalah upaya untuk memperbaiki sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Simalungun.

“Kita pecat demi kebaikan siswa-siswa kita. Kepala sekolah ini banyak tidak bisa memimpin sekolahnya. Jarang masuk dan tidak bisa membuat laporan aset sekolah,” ujarnya.

Kata JR dirinya tidak mau pendidikan di Kabupaten Simalungun mundur akibat kinerja kepala sekolah yang tidak jelas.

“Saya kira kalau sudah parah kinerja kepala sekolahnya, tidak perlu lama-lama memecatnya. Kita kan ngak mau mempertaruhkan masa depan siswa kepada kepala-kepala sekolah ini, kurasa anda pun setuju saya pecat kepala sekolah yang meminta kembali laptop sumbangan yang diberikan kepada siswa berprestasi kemarin,” ujarnya. http://medan.tribunnews.com/2016/08/03/jr-saragih-pecat-100-kepala-sekolah

Melihat runut sosok kepemimpinan Bupati Simalungun yang juga Cagubsu (Calon Gubernur Sumatera Utara) dengan semoboyan “Semangat Baru”, pilihan diserahkan kepada anda warga SUMUT yang memiliki hak pilih di Pesta Demokrasi Juni 2018 mendatang, Salam

 

Setelah Gaji Honor Tidak Dibayar, Ketua DPD Demokrat Sumut Pecat Kasek Tanpa Alasan Yang Jelas | admin | 4.5