Mengenal Sosok Iwan Bule, Salah Satu Calon Gubernur Jawa Barat
Beberapa hari yang lalu, nama Asisten Operasi Kapolri Inspektur, Jenderal Mochammad Iriawan yang sering disapa dengan nama panggilan “Iwan Bule” masuk ke dalam bursa bakal calon untuk Pilgub Jawa Barat 2018.
Nama mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat itu muncul dalam survei yang digelar oleh Indo Riset Konsultan. Lalu bagaimana tanggapan mantan Kapolda Metro Jaya itu?
“Insyaallah, kalau masyarakat Jabar menginginkan saya menjadi abdi rakyat Jabar, tentunya itu amanah,” ujar Iriawan saat berbincang dengan detikcom.
“Saya tidak pernah menolak amanah yang diberikan oleh Allah SWT,” imbuhnya. (Sumber)
Mungkin banyak yang bertanya tentang siapa sebenarnya sosok Mochamad Iriawan tersebut ???
Kenapa beliau dipanggil Iwan bule ???
Bagi yang penasaran, mari kita bahas sekilas tentang beliau agar lebih mengenal sosok ini. Seperti pepatah, tak kenal maka tak sayang 😀
Asal Muasal Panggilan Iwan Bule
Iwan Bule itu panggilan saya masih Taruna Akpol. Leting sampai senior saya memanggil saya Iwan Bule,” Iriawan membuka pembicaraan dengan detikcom. (Sumber)
Selain karena wajah beliau yang mirip bule, rambutnya yang dulu pirang juga menjadi ciri khas Iriawan sehingga akhirnya mendapat julukan Iwan Bule. Beliau juga memang memiliki darah Belanda dari ibunya.
“Kebetulan dulu rambut saya agak pirang dan ada keturunan juga,” ucap Akpol 84 itu. (Sumber)
Mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) ini tidak keberatan dengan panggilannya itu. Bahkan sekarang, panggilannya itu seolah menjadi trademark-nya.
Iwan Bule bukan orang baru di Polda Metro Jaya. Pada tahun 2008, beliau pernah menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Irjen Pol. Drs. Mochamad Iriawan (Iwan Bule)
Sekilas Tentang “Iwan Bule”
Irjen. Pol. Drs. Mochamad Iriawan, S.H., M.M., M.H. yang lahir di Jakarta pada tanggal 31 Maret 1962 (usia 55 tahun) merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sejak 20 Juli 2017 lalu menjabat sebagai Asisten Kapolri Bidang Operasi (As. Ops) berdasarkan telegram rahasia nomor ST/1768/VII/2017.
Mochamad Iriawan atau yang lebih akrab disapa dengan panggilan “Iwan Bule” merupakan lulusan Akpol tahun 1984. Selama berkarier di kepolisian, beliau lebih banyak bertugas dalam bidang reserse kriminal. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.
Berikut adalah beberapa jabatan yang pernah dijabat oleh beliau selama ini :
– Kapolres Tegal Polda Jateng (2001)
– Irbidops Itwasda Polda Metro Jaya (2004)
– Ka. SPN Purwokerto Polda Jateng (2006)
– Kabag Lekdik Rodalpers SSDM Polri (2008)
– Dir. Reskrimum Polda Metro Jaya (2008)
– Wadir I/Kamtranas Bareskrim Polri (2009)
– Dir. Binmas Baharkam Polri (2010)
– Kapolda NTB (2012)
– Kapolda Jabar (2013)
– Kadivkum Mabes Polri (2015)
– Kadivpropam Mabes Polri (2016)
– Kapolda Metro Jaya (2016)
– Asops Kapolri (2017)
Berikut adalah beberapa penghargaan yang pernah diterima oleh beliau :
– Bintang Bhayangkara Nararya
– SL. Kesetiaan XXXII
– SL. Kesetiaan XXIV
– SL. Kesetiaan XVI
– SL. Kesetiaan VIII
– SL. Jana Utama
– SL. Ksatria Bhayangkara
– SL. Karya Bhakti
– SL. Dwidya Sistha
– SL. Dharma Nusa
– SL. Seroja
– SL. Operasi Kepolisian
– SL. Kebaktian Sosial
– UNTAC Medals (Kamboja)
– UNCRO Medals (Kroasia)
Prestasi Iwan Bule
Jika Iwan Bule memiliki banyak penghargaan dan pengalaman kerja, lalu apakah prestasi beliau selama ini ???
Selama 10 bulan Irjen Mochamad Iriawan (Iwan Bule) menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya banyak kasus berskala besar yang ditanganinya. Sebagian besar kasus-kasus tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kasus penyeludupan 1 ton sabu yang berhasil digagalkan oleh Tim Satgas Merah Putih dari Polda Metro Jaya dan Polresta Depok di kawasan Anyer, Serang, Banten dan menangkap 4 orang pelaku WNA asal Taiwan, satu orang ditembak mati karena melawan saat disergap.
2. Kasus tertangkapnya Pretty Asmara dan sejumlah artis dalam kasus pesta narkoba di sebuah hotel di Jakarta Pusat. Dalam penangkapan tersebut, diperoleh barang bukti berupa satu amplop cokelat berisi 1 bungkus plastik klip sabu seberat 12 gram, 23 butir ekstasi, dan 38 butir happy five. Selain itu ditemukan juga uang sebesar Rp. 25 juta dan bon serta alat isap sabu.
3. Kasus tertangkapnya Axel, putra Jeremy Thomas di depan sebuah hotel di kawasan Kemang, Jakarta Selatan yang bermula dari adanya seorang penumpang pesawat terbang dari Kuala Lumpur menuju Jakarta yang ditangkap oleh pihak Bea Cukai karena membawa kurang lebih 1.118 strip Happy Five (H5) dan Axel memesannya sebesar Rp1,5 juta.
4. Kasus penembakan yang dialami calon dokter, Italia Chandra Kirana di depan rumahnya di Tangerang pada 12 Juni 2017. Kasus ini bermula dari bandit yang ketahuan saat ingin mencuri motor calon dokter gigi sampai akhirnya calon dokter tersebut ditembak mati karena melawan.
5. Kasus pengeroyokan dan pembacokan ahli IT asal ITB, Hermansyah dimana empat pelaku ditangkap dan seorang pelaku lainnya menyerahkan diri.
6. Kasus perampokan dan penembakan kepala Davidson Tantono yang terjadi dekat SPBU di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Akhirnya dua pelaku ditembak mati dan lima lainnya ditangkap. Kawanan perampok yang berasal dari Lampung tersebut sempat membawa kabur uang Rp350 juta yang baru diambil korban di bank.
7. Kasus pembuat email palsu dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Widodo. Dalam surat tersebut tertera email jokowiiriana@gmail.com yang disertai dengan tanda tangan palsu milik Presiden Jokowi. Tiga orang pelakunya ditangkap, dimana dua orang pelakunya ternyata adalah warga negara asing.
8. Kasus investasi bodong Salman Nuryanto alias Dumeri, yang merupakan Bos Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pandawa Mandiri Group yang merugikan dana nasabahnya sampai Rp1,1 triliun.
9. Kasus Pembunuhan di Pulomas
Kasus ini sempat menjadi perbincangan di dunia maya karena pelakunya melakukan perampokan sekaligus pembunuhan terhadap satu keluarga di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A RT12/16, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur pada hari Selasa, 27 Desember 2016.
Pada saat peristiwa perampokan di rumah mewah milik Dodi Triono (59), perampok tidak hanya mengambil sejumlah harta milik Dodi, pelaku juga menyekap keluarga dan orang-orang yang bekerja di rumah itu sehingga Diona Arika Andra Putri (16/anak Dodi), Dianita Gemma Dzalfayla (9/anak Dodi), Amel (teman anak Dodi), Yanto (sopir), dan Tasrok (40/sopir) tewas.
Tetapi dalam waktu singkat, Iriawan dan jajarannya berhasil mengungkapkan pelaku pembunuhan. Bahkan pada keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 28 Desember 2016, Polda Metro Jaya menangkap dua dari tiga pembunuhnya yaitu Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang. Bahkan, Ramlan tewas di tangan petugas saat hendak ditangkap. Sementara satu pelaku lainnya yaitu Ridwan Sitorus alias Ius Pane ditangkap di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 1 Januari 2017.
Saat beliau mengatakan jika dirinya dipercayakan sebagai pemimpin di Jawa Barat, sebenarnya ini bukan pengalaman baru buat beliau. Karena beliau pernah menjabat juga sebagai Kapolda di Jawa Barat pada tahun 2013 lalu. Jadi beliau sudah memahami seluk beluk di Jawa Barat dan masyarakat Jawa Barat juga sudah merasakan bagaimana kepemimpinan selama beliau disana.
Wassalam, Nafys & Dewinta Pringgodani