Alasan Besar Dibalik Manuver Politik HT, Prabowo Hilang Keseimbangan

Foto pertemuan Prabowo dan Hary Tanoe ( sumber : www.tribun.com )
Politik itu dinamis, begitupun dengan bisnis. Politik dan bisnis mempunyai pola hubungan yang saling terkait. Layaknya hubungan timbal balik antar individu, aktifitas politik sangat berpengaruh dalam kegiatan bisnis. Tidak heran, jika kita lihat para pelaku bisnis sangat dekat dengan dunia politik. Bahkan, beberapa di antaranya juga merupakan figur politik yang sangat dikenal oleh masyarakat.
Keterlibatan mereka dapat kita rasakan saat pemilihan kepala daerah maupun pemilihan anggota legislatif, baik di tingkat nasional maupun tingkat daerah. Mereka menyadari bahwa para elit politik ini memegang peranan penting dalam membuat kebijakan yang nantinya akan menentukan iklim perekonomian di daerah tersebut.
Pada awalnya para pelaku bisnis merapatkan barisan ke partai politik yang mereka anggap berpeluang untuk menang. Mereka pun saling bersaing memberi dukungan dalam bentuk finansial maupun jasa melalui pemberitaan media massa. Sehingga tak heran, jika masih banyak kita jumpai politik uang dalam ajang pesta demokrasi di negri ini.
Hubungan bisnis dengan politik merupakan hubungan yang sangat erat kaitannya dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Politik akan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk perjalanan sebuah bisnis. Situasi politik yang tidak stabil akan mengakibatkan perekonomian merosot sehingga memiliki dampak besar terhadap bisnis yang sedang berjalan.
Maka dari itu jika ingin melakukan sebuah bisnis seharusnya memiliki kepekaan dan pengetahuan terhadap politik yang sedang terjadi sehingga para pelaku bisnis mampu untuk membaca dan memprediksi perkembangan bisnis yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Langkah yang harus disiapkan adalah strategi bisnis yang terbaik untuk mengatasinya, pilihannya adalah melalui politik. Dan hal itulah yang sedang dilakukan Hary Tanoe ( HT ) untuk saat ini.
Pada awal Februari lalu tentu kita masih ingat dengan kegaduhan politik yang terjadi sesaat Antasari keluar dari tahanan. Saham di MNCN merosot tajam, sehingga masuk dalam jajaran Top Losera index LQ45. Anjloknya saham MNCN diperkirakan karena nama HT tersangkut dalam laporan Antasari Azhar bahwa ia adalah orang yang diutus SBY supaya Alia Pohan, besannya, tidak ditahan.
Imbas dari pengakuan Antasari, menjadi pil pahit yang harus ditelan bulat-bulat oleh HT. Bagaimana tidak, akibat dari pernyataan Antasari, hampir membuat perusahaan milik HT gulung tikar sebelum akhirnya bangkit kembali. Dari kabar yang beredar, HT sempat dibuat pusing menanggapi hal ini.
Lebih lanjut, pada bulan Juni, sahamnya juga sempat anjlok ketika HT terseret berita PHK karyawannya dan menjadi tersangka akibat kasus sms yang melibatkan pejabat kejaksaan agung. Meski menguat lagi, tapi terlihat bahwa pergerakan saham HT identik dengan reputasinya.
Seperti tak mau kejadian itu terulang kembali, manuver politik HT untuk mendukung Jokowi di pilpres 2019 mendatang adalah bagian tak tik HT dalam mengamankan bisnisnya. Meskipun sangat wajar manuver yang dilakukan oleh HT merupakan dukungan politik melalui Partai Perindo besutannya yang baru seumur jagung, namun jiwa bisnis yang sudah melekat dalam dirinya, sudah dapat dibaca secara gamblang oleh publik apa tujuan sebenarnya HT.
HT cukup paham dengan kekuatan politik yang dimiliki oleh Jokowi, sejak PT ditetapkan 20 persen oleh DPR, sempat membuat SBY dan Prabowo kalang kabut. Saking paniknya, Prabowo sempat melontarkan pernyataan, jika PT 20 persen hanya lelucon politik, padahal di pilpres sebelumnya hal yang sama juga pernah terjadi.
Mereka yang sedari awal saling jual mahal untuk berkoalisi, mau tidak mau harus bersatu untuk melawan Jokowi, dan kondisi inilah yang membuat HT semakin yakin memberikan dukungan kepada Jokowi.
Dalam pandangannya, HT melihat Jokowi sangat berpeluang untuk menang dalam pilpres 2019 mendatang. Meski bagi HT sendiri tidak penting siapa presidennya, karena yang terpenting bisnisnya aman terkendali.
Dengan pemilu serentak, popularitas calon presiden yang diusung turut mempengaruhi partai pendukungnya. Jika Jokowi terpilih kembali menjadi presiden RI, nama Partai Perindo akan menjadi semakin besar. Dan hal ini secara tidak langsung akan berimbas positif pada perusahaan milik HT. Tingkat kepercayaan investor pada perusahaan HT semakin tingggi dan secara otomatis nilai saham perusahaan milik HT pun akan semakin meningkat. Tepat sesuai dengan rencana HT.
Bagaimana dengan Prabowo?
HT paham betul dengan resiko yang akan dihadapi, karakternya akan diserang habis-habisan oleh para pendukung Prabowo karena berbalik arah dan mendukung Jokowi. Namun, begitulah HT, naluri bisnisnya jauh lebih penting daripada seorang Prabowo. Dia rela melakukan apa saja asalkan bisnisnya aman.
HT seolah tidak peduli dengan hubungan baiknya kepada Prabowo yang selama ini sudah mereka bangun sebagai oposisi pemerintahan. Entah dukungan yang diberikan oleh HT kepada Jokowi tersebut benar-benar tulus ataupun hanya sekedar urusan bisnis, jelas keputusan HT menjadi tamparan keras bagi Prabowo. Selama ini kita kenal HT membantu habis-habisan Prabowo untuk mengangkat namanya melalui media miliknya.
Prabowo harus belajar menerima kenyataan, media yang selama ini membantunya dalam memenangkan Anies-Sandi, akan berbalik arah dan menyerang dirinya. Jelas, peluru Prabowo untuk menyerang media yang pro pemerintahan ada ditangan HT. Dengan manuver politik yang dilakukan oleh HT, itu artinya Prabowo hilang keseimbangan. Ia harus berjuang lebih keras lagi untuk mengangkat popularitasnya melalui media milik kroni-kroninya yang belum terverifikasi oleh dewan pers.
“Masing-masing politikus memiliki prinsip dalam partai politik, tapi tidak ada partai yang memiliki prinsip” ( Alexis de Tocqueville, Sejarawan dan pemikir politik Prancis ).
Salam Seword,
Handoko Suhendra