simple hit counter

Arief Tak Dibela Gerindra, Termehek – Mehek Minta Dikasihani Megawati

Ini nasib politisi “asal jeplak” tanpa fakta valid, mirip dengan karakter politisi rombongan  di mana dia bergabung saat ini. Politisi dari Partai besutan menantu rezim Orba, tempat dia Arief bergabung tak jauh beda kelakuannya.

Seperti Fadly Zon mati – matian beropini dan ber-retorika membela sang majikan bukan di pecat tapi diberhentikan dengan hormat. Ahh…. Zon hanya mengajak publik  ber-polemik soal kata – kata  dan melupakan substansi dari pemberhentian dari TNI. Intinya Prabowo memang dipecat dari TNI karena  memiliki kesalahan mendasar, masa seorang perwira berpangkat Letjen diberhentikan tanpa alasan jelas. Memangnya Letjen – Letjen lain anggota DKP bodoh dan kurang pengalaman ?

Sebelas dua belas dengan Arief berani berbuat beropini  tapi tak mampu punya argumentasi kuat. Membela – bela mati – matian sang bos atau partai juga sah – sah saja. Kok , tiba – tiba seperti orang kebakaran jenggot ketika ada elemen PDIP yang tidak bisa menerima penilaiannya terhadap PDIP.

Lucu bin ajaib, ingin dapat pujian dari sang majikan, mau jadi martir tapi tak mengukur siapa musuhnya. Bodoh atau 02N , hahahahha….itu kelakukan politisi Partai Gerindra ini  vokal di media massa, tapi begitu dapat diperkarakan blingsatan sendiri.  Sampai – sampai mengungkap hubungan kedekatannya dengan Megawati tak sebatas politik. Bahkan menyatakan ayahnya dulu dipenjara oleh rezim Orba senasib dengan alm. Taufik Kiemas, suami Megawati. Apa hubungannya ?

“Saya ini, ayah saya itu tokoh PDIP, ayah saya itu PNI, pernah dipenjara bersama Pak Taufiq Kiemas oleh Orde Baru. Jadi hubungan saya dengan Ibu Megawati itu sudah bukan lagi hubungan politik. Artinya, saya menghormati Ibu Megawati itu sudah seperti orang tua saya sendiri,” tutur Arief.

Sumber : Detik.com

Wkwkwk….. mungkin kurang prestasi di PDIP hingga akhirnya tidak sukses karir politiknya, begitu di Gerindra dapat di posisi Wakil Ketua Partai. Ingin lebih moncer dan cemerlang di Gerindra berusaha mencari muka di depan Prabowo, tentu masih ingat ketika Arief menggerakan demo  saat Hari Buruh (May Day) beberapa bulan lalu. Bahkan mengaku – aku  sebagai Ketua Serikat Buruh BUMN padahal faktanya sebaliknya.

Arief Poyuono bisa dipastikan bukan pegawai atau karyawan BUMN karena ada aturan yang melarang petugas partai politik untuk duduk dalam serikat pekerja BUMN maupun sebagai karyawan BUMN. Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-04/MBU/2012 tentang Kode Etika Aparatur Kementerian Badan Usaha Milik Negara tertanggal 9 April 2012.

Sumber :  Harian Terbit

Lha, bukan karyawan BUMN lagi kok mengaku – aku sebagai karyawan, terlihat sosok Arief sebagai politisi kurang cerdas dan cenderung bodoh. Seharusnya dia paham norma dan aturan tertulis di mana dia bermain, bukan asal tabrak. Tak heran bila sekarang kena getahnya sendiri, meski merasa sebagai orang yang kenal dekat Megawati belum pasti pihak PDIP akan memaafkan. Tuduhan tidak berdasar dari Arief tersebut sudah mencoreng nama baik Partai, penulis yakin bahwa Arief tahu betul manifest PDIP yang tertuang dalam AD / ART nya.

Dampaknya kelakuannya berlanjut, sejumlah elemen organisasi buruh  tergabung di KSBN mencabut dukungannya terhadap Prabowo pada Pemilu 2019 nanti. KSBN adalah kumpulan organisasi buruh.  Gabungan Serikat Buruh Mandiri Indonesia (GSBMI),  Federasi Serikat Pekerja BUMN (FSP BUMN) Bersatu, FSPTN, Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSP BUN), Gabungan Solidaritas SerikatPekerja (GSPP), Federasi Serikat Pekerja (FSP) Mandiri, Federasi Serikat Buruh Tambang, Pengurus Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit (APPKSI), Serikat Pengemudi Truk Nasional (SPTN), dan Federasi Serikat Buruh Perkapalan (FSB-Perkapalan)

Kordinator KSBN, Tri Sasono mengatakan bahwa sikap itu diambil karena mereka menilai Prabowo Subianto bersama Partai Gerindra sama sekali tidak melakukan pembelaan terhadap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Puyuono, yang sudah dilaporkan ke polisi. Padahal Arief membela Sang Ketua Umum Prabowo Subianto.

Sumber : rmol.co

Sekali lagi bukannya Gerindra yang kena tulah, Prabowo menjadi sasaran tembak elemen buruh ini karena Gerindra dan Prabowo dinilai tidak membela Arief. Bukannya konsolidasi menghadapi Pemilu 2019 nanti, pendukung Gerindra saling menyalahkan. Berikut pernyataan politik KSBN menyikapi perselisihan Arief dengan PDIP.

Dengan Hormat

Bersama ini kami dari Koalisi Buruh Bersatu Nasional menyatakan keprihatinan atas lepastangannya Gerindra terhadap polemik PDIP -Arief Poyuono. Dimana Arief Poyuono merupakan Tokoh Buruh yang Sangat kami andalkan dalam perjuangan kami selama ini, telah di Khianati oleh Partai Gerindra terkait Pernyataan Arief Poyuono yang membela marwah partai dan Ketua Umum Gerindra yang di kritik dan dibully oleh Sekjen PDI Perjuangan akibat pernyataan Prabowo di Cikeas yang mengatakan UU Pemilu adalah lelucon politik dan nipu rakyat.

Dengan ini kami sampaikan beberapa Hal:

1. Bahwa nyata benar Partai Gerindra tidak membela Tokoh Buruh kami yang selama ini selalu membela dan memperjuangkan kami.

2. Makin sangat jelas Partai Gerindra pun tidak melakukan advokasi kepada kawan-kawan buruh saat dikriminalisasi oleh pemerintahan Joko Widodo pada aksi tolak PP 78 Oktober 2015, hingga kawan-kawan kami menghadapi Persidangan. Dan Arief Poyuono justru banyak membantu dan mendukung untuk kebebasan kami, kawan-kawan kami di PN Jakarta Pusat.

3. Kami saat Pemilu 2014 dan Pilpres 2014 secara jelas dan nyata memberikan dukungan penuh pada Gerindra dan Prabowo dikarenakan himbauan dan konsolidasi yang dilakukan oleh Arief Poyuono. Dan mulai Hari ini dengan melihat ketidakberpihakan Prabowo dan Gerindra kepada Arief Poyuono selaku kawan kami dan pejuang kami, maka kami menarik semua dukungan dari Partai Gerindra Dan Prabowo.

4. Kami serukan pada kawan-kawan buruh seluruh Indonesia untuk tidak lagi mendukung dan memilih Gerindra dan Prabowo pada Pemilu 2019.

Demikian himbauan kami sampaikan kepada kawan-kawan buruh.

Hidup Buruh, Buruh Bersatu Cabut dukungan dari Gerindra Dan Prabowo

Tri Sasono
Kordinator KSBN

Fadly Zon, sang jongos setia pendiri Gerindra dengan ringan menanggapi kasus Arief , tidak membela koleganya, justru menjerumuskan.

“Ya itu bukan urusan kita ya,” kata Fadli menanggapi oganisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) yang mempolisikan Arief Puyuono.

Sumber : rmol.co

Sudah jatuh ketimpa tangga pula, Arief pikir manuver politiknya akan mendapat rating dari sang majikan, tapi tak seindah harapan. Prabowo menyuruhnya minta maaf ke PDIP, tentunya bila Megawati memberikan maaf. Apakah proses hukum akan dihentikan , kita lihat saja nanti.  Doanya Arief akan seperti itu…heheheheheeh….

Arief Tak Dibela Gerindra, Termehek – Mehek Minta Dikasihani Megawati | admin | 4.5