simple hit counter

Aksi 287, Aksi Ngotot Apaan Lagi Ini?

viva.co.id

Setelah aksi 3 angka tidak terjadi beberapa waktu lamanya, akhirnya kembali dilanjutkan. Kali ini bukan aksi jebloskan Ahok ke penjara, bukan pula aksi hentikan kasus Rizieq, bukan pula hentikan kriminalisasi terhadap ulama. Kali ini Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) dan beberapa ormas di Indonesia berencana melakukan aksi pada hari Jumat 28 Juli 2017 atau disingkat aksi 287. Aksi ini dilakukan untuk menuntut pemerintah mencabut Perppu Nomor 2 Tahun 2017 terkait ormas.

Dalam aksi tersebut, peserta aksi akan melakukan longmarch dari Masjid Istiqlal hingga ke Istana Presiden, diawali dengan Salat Jumat berjamaah di Istiqlal. Selain menuntut pencabutan perppu ormas, mereka juga akan memperjuangan agar HTI tidak dibubarkan. Mereka akan menuntut agar pemerintah membatalkan pembubaran tersebut.

Cukup sampai di sini yah. Menurut saya, tak perlulah melakukan aksi-aksi model beginian. Saya tidak berpikir akan terjadi apa-apa, segalanya akan aman-aman saja. Bagaimana tidak, GNPF MUI, presidium alumni 212 atau apalah itu, kekuatan mereka sudah mulai menciut. Sang jenderal sudah kabur ke negara lain, tanpa kabar kepastian kapan akan kembali. Saya juga prediksi massa yang datang tidak akan sebanyak dulu. Dan tolong jangan katakan yang datang berjumlah jutaan orang.

Dan yang kedua, percuma saja demo. Memangnya pemerintah akan dengan mudah mencabut kembali hanya bermodalkan tuntutan dari mereka? Tidak mungkin. Koar-koar seperti ini hanya akan dianggap angin lalu. Tak penting sama sekali. Padahal yang benar adalah lakukan gugatan ke pengadilan, ngapain gugat ke Jokowi? Justru karena pemerintah berpikir lewat pengadilan akan lebih ribet, makanya dibuatlah perppu ormas.

Dan yang menjadi perhatian adalah GNPF MUI. Itu adalah gerakan pengawal fatwa MUI bukan? Sejak kapan MUI mengeluarkan fatwa mengenai perppu ormas? Sejauh yang saya tahu, tidak ada tuh. Bahkan Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin mendukung langkah pemerintah mencabut status badan hukum HTI sepanjang terbukti kebenarannya dan HTI berhak menggugat ke pengadilan. Selain itu, MUI juga mendukung pemerintah membubarkan Ormas selain HTI, jika terbukti bertentangan dengan Pancasila, dengan memakai Perppu No. 2 Tahun 2017 tentang Ormas.

Sudah jelas kan bagaimana pendapat MUI mengenai ini? Beliau juga mengatakan pihaknya melakukan kajian dan dan mengatakan sikap ulama menolak keberadaan ormas yang bertentangan dengan Pancasila. Lalu kenapa GNPF MUI masih ngotot melakukan aksi? Harusnya tinggalkan saja kata MUI atau lebih baik gunakan nama lain.

Saya tidak tahu apakah poster di atas resmi atau tidak. Tapi, by the way, kok ada Amien Rais lagi? Dia ikut lagikah? Dia lagi dia lagi. Capek deh. Nanti entah apa lagi yang bakal dia orasikan. Entah pidato seperti apa lagi yang akan dia bawakan. Jatuhnya malah condong ke lawakan ketimbang nyinyir. Pusing.

Sudah tidak zaman lagi demo tak jelas. Bukankah HTI akan berencana melakukan gugatan? Ngapain lagi bikin aksi tidak bermanfaat yang hanya bikin repot pengguna jalan karena menimbulkan kemacetan. Mau dibilang hebat karena banyak massa? Memangnya berapa juta orang yang akan hadir, atau mungkin puluhan juta orang akan ikut? Sudah tahu tuntutan takkan didengar, malah ngotot tetap menuntut. Yang benar itu gugat ke pengadilan.

Lama-lama tindakan ini akan membentuk sebuah paradigma bahwa hari Jumat identik dengan aksi demo, aksi bikin semak jalanan, bikin repot pengguna jalan. Memang demo tidak dilarang, tapi untuk kali ini, ada gunanya? Lebih baik tunggu hasil gugatan ketimbang memenuhi jalanan dengan pidato tak jelas.

Lagian dikatakan sebelumnya bahwa dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) HTI mencantumkan Pancasila sebagai ideologi namun pada praktiknya, kegiatan ormas tersebut kerap bertentangan dengan falsafah dan ideologi Pancasila. Ini sama saja dengan mengingkari atau lebih kasarnya berbohong. Jika ini benar, maka selama ini mereka hanya menggunakan Pancasila sebagai topeng untuk melaksanakan misi yang hanya mereka sendiri yang tahu. Di mulut ngakunya usung Pancasila, tapi malah usung khilafah. Bukankah ini mirip, katakanlah Ucok yang mulutnya bilang cinta Iyem, tapi diam-diam selingkuh dengan Butet tetangga sebelah?

Bagaimana menurut Anda?

 

http://m.viva.co.id/berita/nasional/938479-aksi-287-akan-longmarch-dari-istiqlal-ke-istana

 

Aksi 287, Aksi Ngotot Apaan Lagi Ini? | admin | 4.5